Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Mengelola Mudik Lebaran yang Aman dan Berkesan

Kompas.com - 16/04/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di saat musim mudik Lebaran ini, banyak masyarakat yang mengeluh terkait harga tiket moda transportasi yang melambung tinggi dibanding pada hari-hari biasa.

Kenaikan ini sebenarnya wajar, mengingat bisnis transportasi sama seperti bisnis pada umumnya, yaitu bergantung pada mekanisme pasar. Pada saat permintaan meningkat, maka harga juga ikut naik.

Hanya saja untuk harga tiket transportasi kelas ekonomi di Indonesia masih diatur oleh pemerintah.

Terdapat tarif batas atas (TBA) harga tiket kelas ekonomi yang diatur pemerintah untuk melindungi masyarakat. Operator transportasi tidak boleh menjual melebihi TBA kecuali ada tuslah yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan untuk harga tiket kelas nonekonomi seperti kelas bisnis, eksekutif, utama dan lainnya, tidak diatur pemerintah sehingga operator transportasi boleh menjual dengan harga berapapun sesuai dengan kekuatan pasar.

Harga tiket yang mahal selama Lebaran juga dipengaruhi operasional moda transportasi tersebut.

Biasanya operasional transportasi selama Lebaran hanya satu arah yang menguntungkan, yaitu arah pergi, sedangkan arah baliknya biasanya tidak ada penumpang atau kalaupun ada sangat sedikit.

Misalnya, kalau kita naik bus rute dari Jakarta menuju Jawa Tengah atau Jawa Timur pasti penumpangnya sangat banyak. Sedangkan untuk rute sebaliknya atau yang menuju ke Jakarta, penumpangnya sangat sedikit.

Jadi wajar kalau operator menaikkan harga tiket bus atau kereta dari Jakarta asal tidak melebihi tarif yang ditetapkan pemerintah, sehingga dapat mensubsidi harga tiket menuju Jakarta.

Begitupula untuk tiket pesawat dari Jakarta menuju luar Jawa, harganya bisa lebih tinggi dibanding dari luar Jawa menuju Jakarta.

Pengelolaan jalur mudik

Masih terkait kenyamaan, yang juga perlu dilakukan adalah pengelolaan jalur mudik untuk kelancaran perjalanan, baik untuk mudik maupun balik.

Hal ini terkait dengan pengelolaan lalu lintas jalan raya mengingat banyaknya kendaraan yang dipakai mudik, baik itu kendaraan transportasi massal maupun kendaraan pribadi.

Pengaturan ini untuk memastikan tidak ada kemacetan panjang dan parah, terutama di jalan tol trans Jawa yang dapat memengaruhi kenyamanan para pemudik.

Sejak tahun lalu, pemerintah memberlakukan sistem one way pada hari-hari tertentu dari Jakarta sampai Semarang pada saat mudik dan rute sebaliknya pada saat arus balik. Sistem ini sangat bagus untuk mengurai kemacetan di jalan tol.

Namun yang perlu diperhatikan adalah arus sebaliknya. Misalnya, pada saat sedang dilakukan sistem one way pada rute Jakarta-Semarang, maka yang perlu diperhatikan adalah kelancaran arus sebaliknya dari Semarang-Jakarta.

Karena rute ini juga masih dibutuhkan masyarakat walaupun jumlahnya sedikit. Selain itu rute ini juga diperlukan oleh transportasi umum terutama bus yang telah selesai mengantar penumpang dari Jakarta menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk kembali lagi ke Jakarta.

Jika perjalanan ke Jakarta tersendat, maka akan memengaruhi suplai bus di Jakarta sehingga kenyamanan penumpang dari Jakarta juga akan terganggu.

Memang tidak mudah mengatur lalu lintas transportasi bagi jutaan pemudik. Untuk itulah diperlukan kolaborasi antar stakeholder dan juga masyarakat.

Kita perlu memberikan apresiasi kepada pemerintah yang telah melakukan berbagai upaya untuk melancarkan mudik tahun ini. Dan kita berharap mudik Lebaran tahun ini menjadi mudik yang aman dan berkesan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com