Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baku Tembak Teroris di Lampung, 1 Polisi Tertembak dan 2 Anggota JI Ditembak Mati

Kompas.com - 14/04/2023, 14:08 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror (AT) Polri menangkap enam tersangka teroris di Kawasan Mesuji dan Pringsewu, Lampung, 11-12 April 2023.

Keenam terduga teroris tersebut tergabung dalam kelompok jaringan Jamaan Islamiyah (JI).

Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar mengungkapkan saat proses penangkapan sempat terjadi baku tembak antara personel dan para teroris JI yang hendak ditangkap.

"Operasi berlangsung cukup sukses walaupun di dalamnya terjadi baku tembak antara tim Densus 88 dan para tersangka tidak pidana terorisme tersebut," kata Aswin di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/4/2023)

Meski begitu, operasi berjalan lancar sehingga polisi mengamankan enam teroris dengan inisial NG alias BA alias SA, ZK, PS alias JA, H alias NB, AM, dan KI alias AS.

Baca juga: Peran 6 Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Lampung, Pemilik Bunker hingga Penyimpan Senjata M16

Aswin menjelaskan, penangkapan pertama dilakukan Tim Densus 88 pada tanggal 11 April 2023 terhadap tersangka berinisial PS alias JA dan NG alias BA alias SA.

Sedangkan, empat tersangka lainnya ditangkap pada 12 April 2023.

Terkait penangkapan itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan Densus 88 tidak akan berhenti mencari dan memberantas pelaku teror di Indonesia.

"Kami sampaikan bahwa petugas Densus tidak akan berhenti dalam melakukan tindakan pencegahan maupun penindakan dalam memberantas terorisme di Indonesia," ujar Ramadhan.


2 teroris tewas

Menurut Aswin, dalam proses penangkapan dua teroris berinsial NG alias BA alias SA dan ZK melakukan perlawanan sehingga terjadi baku tembak.

Maka itu, personel Densus 88 di lapangan melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak teroris itu sehingga kini meninggal dunia.

Baca juga: Densus 88 Ungkap Peran 6 Teroris di Lampung, Ada yang Kelola Bunker Pembuatan Senjata

“Dua di antaranya harus dilumpuhkan atau dilakukan tindakan tegas karena memberikan perlawanan," kata Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Sementara itu, empat teroris JI lainnya diamankan dan sedang diperiksa secara intensif.

1 polisi luka

Tak hanya memakan korban dari pihak teroris, ternyata baku tembak yang terjadi juga membuat seorang Densus 88 AT Polri berinsial Jo terkena tembakan.

Aswin menyebut, anggota tersebut terkena tembakan di bagian pangkal paha sekitar perut dan kini sedang menejalani perawatan intensif.

Baca juga: Kronologi Baku Tembak Teroris Jamaah Islamiyah dengan Densus 88 di Lampung

Dia berharap anggota yang terluka itu segera pulih dan kembali bertugas.

"Satu orang anggota Densus mengalami luka tembak cukup serius sehingga harus dievakuasi turun dan saat ini sedang dalam penanganan medis yang intensif," ungkap dia.

JI kelompok Zulkarnaen dan Upik Lawangan

Berdasarkan pendalaman polisi, enam teroris yang ditangkap di Lampung itu masih terafiliasi kelompok teroris Zulkarnaen dan Upik Lawangan.

Adapun Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dan Zulkarnaen alias Abdul Rahman merupakan tokoh penting kelompok jaringan Jamaah Islamiyah.

Zulkarnaen terlibat dalam banyak aksi teror bom di Tanah Air. Ia juga ahli menyusun strategi sejumlah teror di Jakarta dan otak Bom Bali 2.

Baca juga: Densus 88: Terduga Teroris di Lampung Rencanakan Penyerangan terhadap Polisi

Sementara itu, Upik kerap dipanggil dengan sebutan profesor karena ahli membuat bom dan senjata api rakitan.

"Keterlibatan mereka seperti yang sudah dijelaskan tadi adalah tergabung dengan jaringan Jamaah Islamiyah yang sebelumnya terafiliasi dengan kelompoknya Zulkarnaen dan Upik Lawangan," ujar Aswin Siregar.

Menurut Aswin, beberapa orang dari enam teroris itu juga sudah lama menjadi buronan dan pernah membantu menyembunyikan Zulkarnaen.

Rencanakan penerangan ke polisi

Selain itu, Aswin menyebut, para teroris JI itu kerap merencanakan serangan atau amaliyah ke polisi.

Menurut Aswin, penangkapan yang dilakukan dimaksudkan untuk mengantisipasi dan mencegah adanya tindakan teror yang dilakukan kelompok tersebut.

"Jadi kebanyakan dari kelompok ini merencanakan amaliyah ke kelompok atau ke petugas polisi," ujar Aswin.

Aswin menerangkan, tersangka AM dan KI adalah anggota Jamaah Islamiyah yang sudah mempersiapkan dan merencanakan amaliyah dengan senjata api.

Sementara itu, beberapa lainnya diketahui memiliki dan mengelola senjata api.

Aswin pun menjelaskan tersangka NG alias BA alias SA yang sudah menjadi buron sejak 2016 dibantu oleh tersangka PS alias JA menyimpan dan memiliki bunker atau bengkel untuk membuat senjata api rakitan.

"Dan N alias BA selalu mengumandangkan semangat keinginan untuk aksi teror atau amaliyah biasanya kita sebut ya, pada khususnya kepada anggota Polri," tambah Aswin.

Selanjutnya, tersangka ZK berperan menyimpan dan menyembunyikan senjata api M16. Ia juga sudah lama menjadi buron.

"Kemudian saudara H alias NB ini adalah DPO dari konflik poso yang kemudian bergabung ke kelompok ini. Ini sama masih dalam jaringan Jamaah Islamiyah juga," ucap Aswin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com