Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerahkan Pasukan Organik untuk Bebaskan Pilot Susi Air, TNI: Pertimbangan Luas Wilayah...

Kompas.com - 13/04/2023, 20:11 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI mengerahkan pasukan organik dalam operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), yang saat ini masih dibawa kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan, pengerahan prajurit organik dilakukan karena pertimbangan luasnya wilayah dan kondisi geografis.

“Semua ini dilakukan karena pertimbangan luasnya wilayah, kondisi geografis, dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan lainnya, terlebih gerombolan KST (kelompok separatis teroris) bersenjata,” kata Herman dalam siaran pers Pendam XVII/Cenderawasih, Kamis (13/4/2023).

Baca juga: Kapolri Ungkap Hampir 1.000 Personel TNI-Polri Diterjunkan untuk Bebaskan Pilot Susi Air

Herman mengungkapkan, jumlah prajurit TNI yang dikerahkan untuk membantu Polri dalam operasi tersebut jumlahnya normatif atau sesuai kebutuhan.

“Kami memperdayakan satuan organik dan satuan penugasan di Papua untuk memaksimalkan pencarian ini,” ujar Herman.

“Oleh karenanya, apabila terkesan sangat banyak TNI yang terlibat dalam proses pencarian pilot, bisa kami maklumi,” katanya lagi.

Adapun operasi pembebasan itu masih mengedepankan cara persuasif dengan melibatkan pemerintah dan tokoh masyarakat.

Baca juga: Bantah OPM, Dankolakops Tegaskan Tak Ada Operasi Militer dalam Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan bahwa tokoh masyarakat dan Pj Bupati Nduga meminta agar aparat TNI-Polri bersabar.

“Ini berdasarkan dari tokoh masyarakat maupun Bupati Nduga yang selalu mengerem saya, meminta saya untuk, sabar dulu, 'Pak, sabar, saya akan usahakan’,” ujar Yudo Margono usai kegiatan layanan zakat Baznas bersama TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/4/2023).

Yudo Margono mengatakan, TNI juga menghindari operasi militer dalam pembebasan pilot Susi Air itu.

Kemudian, mantan Kepala Staf TNI AL (KSAL) dan Pangkogabwilhan I itu juga memastikan tidak ada tenggat waktu dalam operasi pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.

Baca juga: Soal Penyanderaan Pilot Susi Air, Lenis Kogoya Minta Kelompok Egianus Hentikan Kekerasan di Papua

“Kita usahakan secara persuasif. Jadi enggak ada target harus berapa hari, enggak ada target. Kita targetnya bisa dilepaskan dengan selamat dan tidak ada masyarakat yang menjadi korban,” kata Yudo Margono.

Adapun pilot Philips disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.

Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP).

Philips dan kelima OAP disebut sempat melarikan diri ke arah yang berbeda. Belakangan diketahui bahwa kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing. Sementara Philips disandera.

Baca juga: Panglima TNI kedepankan keselamatan Pilot, Pendekatan Persuasif Terus Dilakukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com