JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Fraksi Demokrat Rizki Aulia Rahman Natakusumah meminta agar intel dikerahkan untuk membebaskan pilot Susi Air, Philip Methrtens, yang disandera oleh teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.
Rizki mengatakan, petugas intel pasti bisa berbaur dengan masyarakat, sehingga tidak perlu ada korban jiwa dalam upaya penyelamatan Philip Methrtens.
DIketahui, hari ini adalah hari ke-30 sejak Philip Methrtens disandera usai KKB membakar pesawat Susi Air di bandara Nduga, Papua.
"Yang diperlukan petugas di lapangan adalah intelijen yang tepat sasaran dan kerja sama dengan warga sekitar, sehingga pembebasan bisa dilaksanakan tanpa adanya korban jiwa," ujar Rizki saat dimintai konfirmasi, Kamis (9/3/2023).
Baca juga: Panglima Yudo: Selandia Baru Tawarkan Bantuan Cari Pilot Susi Air, tapi Kami Masih Mampu Selesaikan
Rizki mengungkapkan, pembebasan sandera di wilayah yang sulit seperti Papua pasti memerlukan waktu.
Oleh karena itu, ia mendukung TNI dan aparat keamanan terkait untuk melaksanakan operasi penyelamatan Philip secara maksimal.
"Pendekatan secara persuasif dan strategis juga perlu dilakukan agar objektif dari misi ini berhasil dilakukan," katanya.
Sementara itu, Rizki mengapresiasi bantuan yang ditawarkan oleh Selandia Baru kepada TNI untuk ikut membantu membebaskan Philip.
Diketahui, Philip Methrtens merupakan warga negara asing asal New Zealand.
"Tapi kami masih yakin bahwa tidak ada pasukan yang lebih mengenal keadaan di Papua selain aparat Indonesia," ujar Rizki.
Operasi pembebasan pilot maskapai Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), telah genap memasuki hari ke-30 pada Kamis (9/3/2023) ini.
Pemerintah bersama aparat TNI-Polri masih mencari cara agar pembebasan pilot berkewarganeraan Selandia Baru itu tidak berdampak ke masyarakat.
Berkali-kali, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan bahwa KKB berpindah-pindah dan membaur dengan warga lokal sehingga menyulitkan operasi pembebasan.
Hal itu diungkapkan lagi usai memimpin upacara operasi penegakan ketertiban (gaktib) dan yustisi POM TNI 2023 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2023).
"Kalau operasi serentak itu khawatirnya penduduk akan kena karena mereka (KKB) ini kan bersama-sama dengan penduduk,” kata Yudo kepada awak media.
Yudo Margono lantas meminta masyarakat bersabar terkait pembebasan pilot Philips.
Terlebih, kata dia, pencarian pilot Philips bukanlah operasi militer, melainkan operasi penegakan hukum.
“Kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini, sehingga ya harus sabar, menyelesaikan ini tidak langsung “des”. Ini bukan operasi militer. Ingat, ini bukan operasi militer,” ujar Yudo Margono.
"Saya mempunyai prajurit bermampuan khusus, mempunyai alutsista yang bisa menyelesaikan itu, kalau harus menyelesaikan, tapi ini bukan. Ingat ini adalah operasi penegakan hukum sehingga tetap mengedepankan hukum,” katanya lagi.
Baca juga: Genap 30 Hari Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB, Panglima TNI: Sabar, Ini Bukan Operasi Militer
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.