Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Bakal Atur Audiensi dengan Ibu Diduga Korban Malapraktik di Ciputat

Kompas.com - 03/03/2023, 13:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal mengatur audiensi antara seorang ibu yang diduga menjadi korban malapraktik di RS daerah Ciputat dan pihak rumah sakit tersebut.

Hal ini menindaklanjuti laporan korban melalui kuasa hukumnya untuk meminta audiensi dengan Kemenkes guna mendapatkan pertanggungjawaban dari pihak RS.

"Nanti diatur (audiensi)," kata Budi singkat di sela-sela peresmian ruangan Central Medical Unit (CMU-3) di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).

Baca juga: Dugaan Malapraktik di RS Ciputat, Seorang Ibu Lumpuh Usai Operasi Caesar, Kini Terkena Penyakit Komplikasi

Budi menuturkan, dalam audiensi nanti, pihaknya akan mengajak Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).

Sebelumnya, MKDKI menyatakan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh sang dokter.

"Kita nanti akan terima (audiensi) kemudian nanti kita akan ajak juga teman-teman dari majelis kode etik kedokteran untuk melihat ininya seperti apa," ujar Budi.

Intinya, kata Budi, semua keluhan di masyarakat akan ditampung di Kementerian Kesehatan.

Sebelumnya diberitakan, seorang ibu bernama Yuliantika diduga menjadi korban malapraktik di RS kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, saat melahirkan anaknya dengan cara persalinan caesar pada 18 Februari 2020.

Setelah caesar, Yuliantika mengalami kelumpuhan. Dia hanya bisa terbaring karena setengah badannya tak bisa digerakkan.

Baca juga: Ibu Lumpuh Usai Operasi Caesar di Ciputat, Kini Terserang Penyakit Komplikasi

Kuasa hukum Yuliantika, Sri Suparyanti mengatakan, kliennya sudah melaporkan kejadian ini sejak 2020 ke Kemenkes.

Saat mediasi bersama Kemenkes di tahun tersebut, Yuliantika mendapat bantuan berupa popok dan lainnya, tetapi hanya kurang lebih satu tahun.

Saat mediasi pun, pihak rumah sakit berjanji akan bertanggung jawab. Namun, hingga kini, belum ada pertanggungjawaban yang dilakukan pihak RS.

"Pihak RS katanya mau tanggung jawab, tapi sampai saat ini belum ada pertanggungjawaban," kata Sri.

Oleh karena itu, korban kembali melaporkan kepada Kemenkes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com