Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Kelakuan "Sultan" Pegawai Pajak

Kompas.com - 25/02/2023, 14:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Orang kaya memang suka begitu. Tengil! Kayak duit bapaknya halal aja.” – Kasino.

CELOTEHAN yang pernah diucapkan Drs. H. Kasino Hadiwibowo alias Kasino, salah satu pentolan grup lawak Warkop DKI di film Gengsi Dong ternyata bukan sekadar banyolan.

Kasino yang didapuk sebagai Sanwani di film garapan tahun 1980 itu begitu visioner, hingga pernyataannya tetap kontekstual di segala zaman.

Akibat aduan pacarnya berinisial A (15), Mario Dendy Satriyo (20) meradang emosinya dan bertindak di luar batas kemanusian kepada remaja lain.

Mario adalah putra Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan II. Tingkah Mario tersebut menggoncang kenyamanan para pegawai pajak di negeri ini.

Tampang Mario Dandy Satriyo (20) yang menganiaya D, anak dari pengurus GP Ansor.Kolase TribunJateng Tampang Mario Dandy Satriyo (20) yang menganiaya D, anak dari pengurus GP Ansor.
Betapa tidak, melalui persoalan drama remaja putri ingusan, maka efek karambolnya begitu dasyat.

Pertama, Mario menjadi tersangka dan resmi ditahan kepolisian. Ke dua, teman Mario bernama Shane Lukas (19), yang ikut menyulut kejadian penganiayaan terhadap Cristalino David Ozora (17), putra pengurus GP Anshor Jonathan Latumahina, juga menyandang status tersangka dan ditahan.

Ke tiga, Mario telah dikeluarkan dari tempatnya kuliah, Universitas Prasetiya Mulya, karena mencoreng nama baik kampus. Sementara A terancam dikeluarkan dari tempatnya bersekolah di SMA Tarakanita 1 Jakarta.

Prasetiya Mulya dan Tarakanita tentu tidak ingin mempertaruhkan nama baiknya akibat imbas kasus tersebut.

Ke empat, asal-usul harta dan kekayaan yang dimiliki ayah Mario mulai “dibejek” dan dipertanyakan semua kalangan. Mulai dari Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK, anggota DPR, Menteri Keuangan Sri Mulyani, pengamat hingga penjual kerupuk amplang di Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Mereka semua tidak habis pikir karena profiling jabatan Rafael Alun Trisambodo yang bergolongan III sangat tidak “nyambung” dengan perolehan hartanya yang spektakuler.

Ke lima, akibat ulah sang anak, jabatan Rafael sebagai Kabag Umum Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan II dicopot atas perintah Sri Mulyani.

Bahkan Sri Mulyani memerintahkan pihak Inspektorat Kementerian Keuangan untuk memeriksa ulang aset dan harta yang dimiliki Rafael.

Sang ayah yang kadung malu, juga menyatakan siap mundur sebagai pegawai Pajak dan siap mempertanggungjawabkan atas perolehan hartanya selama ini.

Ke enam, usai rentetan kasus kriminal yang dilakukan Mario dan berimbas kepada kejanggalan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) yang dibuat Rafael, maka terkuak pula ternyata masih ada 13.885 dari 32.191 pegawai di Kementerian Keuangan yang belum melaporkan LHKPN (Kompas.com, 24/02/2023).

Keanehan LHKPN Rafael membuka ketidakberesan di jajaran Kementerian Keuangan.

Ke tujuh, dampak dari mencuatnya kasus ini, publik kembali mempertanyakan integritas dan komitmen jajaran Direktorat Jenderal Pajak atas kejujuran dan profesionalisme mereka.

Jika pegawai Pajak sekelas Rafael bisa mengumpulkan aset yang “segunung”, bagaimana dengan pejabat-pejabat kantor pajak yang lain?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com