Adapun pasien yang tidak bisa mendaftar secara online, namun langsung datang ke rumah sakit atau on-site, harus antre sejak dini hari.
Namun jika kuota pasien untuk pendaftar secara langsung di poliklinik yang dituju sudah habis, maka ia harus datang lebih pagi lagi pada hari lain. Ini cukup merepotkan bagi pasien yang tinggal jauh dari lokasi rumah sakit.
Demikian juga untuk mendapatkan layanan pemeriksaan yang menggunakan peralatan canggih, seperti magnetic resonance imaging (MRI), harus menunggu selama berminggu-minggu bahkan bisa berbulan-bulan.
Pasien yang ingin mendapatkan hasil pemeriksaan dengan segera karena kegawatan penyakitnya harus melakukannya di rumah sakit swasta atau berobat ke luar negeri.
Pasien yang tidak memiliki dana banyak harus menerima nasib untuk mendapat giliran pemeriksaan atau operasi yang cukup lama, atau berikhtiar dengan pengobatan alternatif.
Hal-hal yang diuraikan di atas itu adalah masalah klasik yang semakin hari semakin bertambah akut.
Tanpa ada terobosan yang efektif, maka sebagian warga masyarakat akan merasa bahwa berobat di negeri ini masih sulit, kendati murah karena ada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan BPJS sudah tidak defisit lagi.
Kita berharap agar otoritas kesehatan, khususnya Kementerian Kesehatan dan BPJS, segera menyelesaikan masalah pengobatan di tingkat tersier ini dengan bijak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.