Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Update" Gempa Turkiye: 2 WNI Meninggal, 1 Masih Hilang, 123 Sudah Dievakuasi

Kompas.com - 11/02/2023, 08:20 WIB
Fika Nurul Ulya,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Sebelumnya, KBRI Ankara memang melaporkan ada dua orang WNI yang bekerja sebagai spa therapist belum dapat dihubungi.

"Satu (spa therapist) sudah bisa establish kontak sama kami. Alhamdulillah kondisi yang bersangkutan selamat. Kemudian satu lagi yang di Diyarbakir belum bisa kami hubungi," ungkap Judha.

123 orang dievakuasi

Di sisi lain, tim KBRI Ankara yang terdiri dari Tim Konsuler Perlindungan WNI dan Tim Atase Pertahanan dan Perbinlu (pejabat BIN) sudah melakukan evakuasi dari empat titik paling terdampak gempa.

Jumlah yang dievakuasi sebanyak 123 orang dari target semula 104 orang, termasuk di dalamnya dua WN Malaysia dan seorang WN Myanmar.

Teranyar, berdasarkan keterangan pers KBRI Ankara, Dubes RI untuk Turkiye Lalu Muhamad Iqbal telah menemui 123 WNI yang dievakuasi akibat gempa di Turkiye.

Pertemuan dilakukan sembari makan siang bersama dengan sejumlah staf KBRI Ankara pada Jumat.

Baca juga: TNI AU Siapkan 2 Pesawat untuk Kirim Bantuan Korban Gempa Turkiye

Selain memastikan bahwa KBRI akan terus membantu para WNI menyelesaikan masalah ikutan akibat bencana, Dubes RI juga mendengarkan secara seksama curahan hati 123 WNI tersebut.

"Tim KBRI Ankara di awal-awal telah menerjunkan tim ke empat titik dan telah melakukan sweeping pada warga negara kita yang membutuhkan bantuan. Dan kemudian juga mengevakuasi total ada 123 orang, termasuk dua WN Malaysia dan satu WN Myanmar," jelas Lalu.

Terjunkan tim kedua kalinya

Adapun untuk mencari dan mengevakuasi WNI, KBRI Ankara kembali mengirimkan tim penyelamat kedua pada Jumat.

Tim bergerak ke enam titik, yakni Hatay, Kahramanmaras, Gaziantep, Sanli Urfa, Diyarbakir, dan Adana.

Tim dilengkapi dengan 179 paket bantuan logistik untuk diberikan kepada korban gempa bumi, antara lain berupa bahan makanan, selimut, jaket musim dingin, dan peralatan lainnya.

"Untuk itulah kami kirimkan tim ke Diyarbakir (salah satunya) untuk bisa mengetahui kondisi (satu spa therapist)," ungkap Judha.

Baca juga: Kisah Mahasiswa Semarang Selamat Saat Gempa di Turkiye, Orangtua Cemas karena Sempat Hilang Kontak

Tak hanya itu, tim akan bergerak ke Adana untuk bertemu dengan Badan Penanggulangan Bencana (AFAD) Turki, demi mengoordinasikan pengerahan tim penyelamat dan tim medis dari Indonesia.

Kedua tim tersebut, yakni Medium Urban Search and Rescue/MUSAR dan Emergency Medical Team (EMT). MUSAR bakal diberangkatkan pada hari ini, sedangkan EMT rencananya pada pekan depan.

Pengiriman kedua tim ke Turkiye merupakan permintaan pemerintah setempat.

Judha mengatakan, Pemerintah Turkiye mengirimkan nota diplomatik terkait permintaan tersebut.

"Tim bergerak ke Adana untuk mengoordinasikan ketibaan MUSAR yang akan segera dikirim oleh Indonesia dan Emergency Medical Team (EMT) yang juga akan segera dikirimkan ke Turki," kata Judha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com