Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Bangsa Ini Mendadak "Kesambet"

Kompas.com - 21/01/2023, 08:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sakit dan mendadak pingsan karena gangguan roh jahat bisa karena orang halus atau hantu.”

DALAM Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesambet diartikan dalam selarik kalimat di atas.

Dulu saat saya masih bocah dan mukim di Malang, Jawa Timur, paruh 1970-an, kerap melihat tetangga berceloteh tidak karuan. Meracau menyebut dirinya keturunan Nyi Roro Kidul.

Tetangga yang waras dan tidak “kesambet", menjuluki tetangga lain yang bicaranya ngaco dan tidak karuan dengan istilah kesambet.

Jagat perbincangan terkiwari, istilah “kesambet” menjadi populer kembali usai budayawan Emha Ainun Najib mengaku dirinya kesambet usai menyamakan Presiden Joko Widodo dengan sosok Firaun.

Di video ceramahnya yang kini menjadi viral, Cak Nun demikian nama panggilan Emha Ainun Najib menarasikan bahwa hasil Pemilu mencerminkan tingkat kedewasaan dan tidak rakyatnya. Bahkan dari algoritma Pemilu 2024, yang tidak mungkin menang bisa menang sekarang ini (Detik.com, 18 Januari 2023).

Selanjutnya Cak Nun menukilkan Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga serta Haman yang namanya Luhut Binsar Panjaitan.

Seluruh sistem dan instrumen politik di Indonesia telah dipegang dengan sempurna oleh Firaun, Haman dan Qorun. Dari uangnya, sistemnya hingga otoritasnya.

Mengingat sosok Cak Nun begitu disanjung dan dihormati di berbagai kalangan baik karena ceramahnya yang menggugah kesadaran untuk berbangsa, bernegara dan berkeyakinan yang Esa, maka tak pelak pernyataan Cak Nun tersebut begitu mengagetkan. Ada apa dengan KIai Mbeling itu?

Saya yang begitu terpesona dengan tulisan-tulisan lama Emha seperti “Kiai Sudrun Gugat” atau “Sinau Bareng Markesot” menduga Cak Nun tengah “kongslet” ketika memberikan analisanya tentang situasi negerinya terkini.

Seperti arti “kesambet” menurut KBBI, saya mengira Cak Nun tengah sakit dan (tidak) mendadak pingsan. Cak Nun tengah dirasuki roh halus yang menjungkirbalikan akal logika sehatnya. Wallahu a’lam.

Mengaku kesambet, Cak Nun telah meminta maaf kepada semua pihak yang dirugikan ucapannya tanpa menyebut orang-orang yang telah dianggapnya Firaun, Haman, dan Qorun.

Ibarat angin yang sudah berhembus dan dirasakan sejuk hingga semilirnya oleh semua mahluk hidup, ucapan Cak Nun langsung berbuah kekecewaan dari beragam kalangan, entah pendukung berat Jokowi yang dikenal sebagai garis keras atau kelompok tengah yang tidak beafiliasi ke calon presiden manapun.

Semua menyesalkan “kedunguan” Cak Nun yang selama ini dianggap memiliki makrifat, punya pengetahuan yang luas dan tidak “cupet” seperti saya dan kebanyakan orang lain.

Seperti kita ketahui, Firaun yang disamakan Cak Nun dengan sosok Jokowi adalah bentuk degradasi dan penghinaan yang luar biasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com