Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Terpinggirkan di HUT Partai Sendiri, Pengamat: PDI-P Tak Ingin Ada Matahari Kembar

Kompas.com - 11/01/2023, 14:42 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menduga, tidak tersorotnya nama Ganjar Pranowo di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI Perjuangan berkaitan erat dengan keberadaan Puan Maharani.

Sejak lama, Ganjar dan Puan disebut-sebut bersaing di internal PDI-P untuk mendapatkan tiket pencalonan presiden Pemilu 2024.

Sementara, dukungan elite PDI-P sejauh ini cenderung mengarah ke Puan, sang putri mahkota partai.

"Ganjar di internal dipinggirkan, di eksternal banyak yang dukung karena memang polanya seperti itu, karena di internalnya ada Mbak Puan," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Baca juga: Saat Ratusan Kader PDI-P Menyemut Sambut Ganjar, Pekik Ganjar Presiden Menggema...

Ujang mengatakan, sosok Ganjar lebih banyak didukung kader PDI-P di kalangan bawah dan masyarakat akar rumput. Ini terbukti dari elektabilitasnya yang tinggi.

Gubernur Jawa Tengah itu menjuarai survei berbagai lembaga dengan tingkat elektoral tembus 30 persen, mengungguli mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Sementara, dukungan buat Puan banyak berasal dari petinggi-petinggi PDI-P. Tak heran, sebagai anak bungsu Megawati Soekarnoputri, Puan punya kans besar buat mendapat hak-hak istimewa.

Apalagi, ihwal pencapresan PDI-P sepenuhnya menjadi hak prerogatif sang ibunda, Megawati, sebagai pimpinan tertinggi partai.

Baca juga: Redupnya Sinar Ganjar di HUT PDI-P, Tak Dihiraukan Megawati hingga Duduk Berimpitan dengan Kader Lain

Oleh karenanya, kata Ujang, ketimbang memberikan ruang buat Ganjar, perhatian partai lebih ditujukan buat Puan.

"Kalau ada capres lain kan itu ibaratnya seperti ada matahari kembar yang tidak boleh bersinar di partai, biar saja sinarnya di luar," ucapnya.

Ujang menilai, dalam pidato kemarin, Megawati tampak lebih condong membela putrinya sendiri. Ini tersirat ketika Presiden kelima RI itu berulang kali menyinggung peran penting perempuan.

Meski tidak menyebut nama Puan secara langsung, namun, kata Ujang, pidato Megawati mengesankan bahwa dia mendukung seorang perempuan menjadi pemimpin.

"Secara kasat mata, pernyataan itu berlaku umum bagi selalu kadar PDI-P maupun seluruh perempuan Indonesia. Tapi secara spesifik, secara subjektif, bisa saja ditafsirkan bahwa itu sinyal dukungan Megawati untuk Puan," kata ujang.

Kendati demikian, Ujang mengatakan, politik masih sangat dinamis. Ihwal pencapresan PDI-P belum final, meski diprediksi bakal tetap berkutat pada dua nama, antara Ganjar atau Puan.

Melihat langgam politik PDI-P yang kerap mengumumkan jagoannya pada detik-detik terakhir jelang pencapresan, "partai wong cilik" itu diperkirkan belum akan mengumumkan capres dalam waktu dekat.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com