Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trisno S. Sutanto
Aktivis Paritas Institute

Peneliti lepas dan aktivis Paritas Institute. Esai-esai terpilihnya diterbitkan dalam "Politik Kebinekaan" (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2020).

Natal, Memilih Jalan Lain

Kompas.com - 24/12/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA tidak tahu persis apa alasan PGI dan KWI mengambil tema Natal tahun ini dari potongan kalimat, "pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain" (Mat 2:12b).

Potongan itu diambil dari kisah Matius yang masyhur mengenai kedatangan orang Majus dari Timur.

Tak perlu mengulang cerita Matius itu, karena kisahnya sudah sangat terkenal dan menginspirasi banyak lukisan maupun karya sastra. Juga menggelitik imajinasi ilmiah soal "bintang Betlehem" yang konon menandai tempat di mana keluarga kudus Nazaret bermukim, sehingga para Majus dapat menemukan mereka.

Imajinasi yang dikembangkan Matius memang luar biasa. Dan sampai sekarang banyak orang masih terpesona dengannya.

Misalnya, ketika Universitas Groeningen merayakan dies natalis-nya ke-400 tahun, mereka menyelenggarakan tiga hari seminar khusus soal bintang Betlehem yang mengundang para ahli astronomi maupun sejarawan.

Konon itu dilakukan sembari merayakan buku Johannes Kepler, terbit pada 1614, berjudul "De vero anno quo aeternus deus filius humanam naturam in utero benedictae Virginis Mariae assumpsit", yang memberi tebakan ilmiah soal bintang Betlehem!

Seberapa benar tebakan ilmiah tadi sama sekali tidak menarik perhatian saya. Sebab, saya yakin, Matius tidak bermaksud membuat laporan jurnalistik soal kedatangan para Majus. Bahkan sampai sekarang kita tidak tahu persis siapa para Majus yang dimaksud Matius.

Bagi saya, kisah Matius itu justru membuka alternatif pemaknaan lain yang lebih gayut, jika kita memperhatikan beberapa rinciannya. Saya ingin melihatnya sebagai pewartaan "subversif" Matius.

Tanpa perlu masuk ke dalam rinciannya, tiga hal ini dapat membantu kita menemukan sifat "subversif" dalam kisah Matius.

Pertama, perhatikan bagaimana Matius mengisahkan justru orang asing, yakni para Majus yang non-Yahudi, yang dapat memahami makna bayi yang baru dilahirkan.

Melalui kepekaan membaca tanda-tanda alam, mereka paham siapa sesungguhnya "raja orang Yahudi" (istilah yang hanya dipakai Matius!) yang baru dilahirkan.

Dan berkaitan dengan itu, kedua, orang-orang Yahudi sendiri, terutama para ahli agama dan pemegang kuasa, justru ingin menyingkirkan bayi Yesus yang dianggap jadi ancaman status quo.

Bagi Herodes, pertanyaan para Majus jelas memukul posisinya sebagai penguasa, sehingga ia merasa perlu mengundang para imam kepala dan ahli-ahli Taurat.

Mereka sadar, melahiran bayi yang disebut "raja orang Yahudi" itu akan mengguncang ke(ny)amanan yang selama ini dinikmati.

Akhirnya, ketiga, Matius mengisahkan para malaikat yang memberi tahu para Majus (non-Yahudi!) untuk mengambil "jalan lain", dan mereka mematuhinya.

Saya kira di sini drama ironis Matius mencapai puncaknya: bukan orang-orang yang, konon, adalah "bangsa pilihan", yang diberi kabar malaikat, tetapi justru orang asing!

Dan persis itulah warta Injil yang "subversif" yang mengganggu ke(ny)amanan hidup kita. Sebab Natal memang, sebenarnya, warta yang bersifat "subversif".

Warta itu menjungkirbalikkan segala tatanan yang selama ini dipegang dan diyakini begitu saja.

Bayangkan saja: Allah Yang Maha Tinggi justru memilih untuk menjadi bayi tak berdaya, dan bukan tatanan kekuasaan yang ada.

Lagi pula, Allah juga memilih untuk mewartakan kabar penebusan-Nya pada orang-orang lemah, seperti para gembala (dalam kisah Lukas), atau orang Majus yang asing (dalam kisah Matius).

Pada Matius, warta "subversif" itu makin digarisbawahi karena kita melihat kontrasnya dengan sikap Herodes, si penguasa yang ketakutan dan ingin mempertahankan kekuasaannya dengan segala cara.

Kita tahu, nantinya Herodes bahkan tega membunuh semua anak-anak tak berdosa di Betlehem, setelah para Majus memilih jalan yang lain (lih. Mat 2:16-18).

Di sini, saya kira, kita bertemu dengan paradoks dasar iman kristiani: perombakan tatanan justru dimulai dari "tepian kehidupan", seperti pernah ditegaskan Paus Fransiskus, yakni dari mereka yang lemah, tak berdaya, disingkirkan, atau bahkan oleh "orang asing".

Pada tepian kehidupan yang sering diremehkan itulah Allah bekerja untuk memperbarui kehidupan.

Nantinya paradoks tadi mencapai puncaknya di Golgota saat Yesus disalibkan. Pada satu sisi, Golgota melambangkan Yesus sebagai "Mesias yang gagal" (failed Messiah).

Tetapi kita tahu, pada sisi lainnya, justru kegagalan itu merupakan cara yang dipilih Allah untuk melaksanakan rencana penebusan-Nya.

Sayang sekali, warta "subversif" Injil itu kerap dilupakan saat kita merayakan Natal. Lebih sering Natal dilihat sekadar sebagai perayaan "ulang tahun" Yesus, sekaligus kesempatan hura-hura belanja akhir tahun.

Dan kisah para Majus menjadi dongeng pengantar tidur, atau spekulasi ilmiah tentang "bintang Betlehem".

Karena itu, saya menyambut gembira undangan PGI dan KWI agar kita merenungkan ulang "jalan lain" dalam merayakan Natal tahun ini.

Renungan itu penting, karena di tahun mendatang kita akan memasuki "tahun politik" di mana kekuasaan diperebutkan habis-habisan.

Persoalannya, dapatkah kita sadar lalu mengambil "jalan lain" dalam memaknai kekuasaan itu?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com