Pria kelahiran 9 April 1967 ini menduduki posisi tersebut selama dua tahun sebelum akhirnya kembali lagi ke kapal selam KRI Nanggala-402 sebagai Perwira Divisi Komunikasi (Padivkom) pada 1995 dan Kepala Departemen Leksen KRI Nanggala-402 pada 1996.
Saat berpangkat mayor, atau pada periode 1996, Ali pernah menjabat sebagai Kasi Taktik Sops Komando Armada Timur dan Kadalsen Divlat Dep Sewaco Puslattlekdalsen Kodikal pada 2000 hingga 2003.
Usai betugas di luar kapal perang kurang lebih selama tujuh tahun, Ali pun kembali lagi ke kapal selam. Tak tanggung-tanggung, Ali langsung menjabat sebagai Komandan KRI Nanggala-402 pada 2004-2005.
Baca juga: Keluarga Korban KRI Nanggala 402 Dapat Rumah Khusus, Prabowo: Sudah Siap Ditempati
Setelah dua tahun memimpin KRI Nanggala-402, Ali kemudian berkelana di luar kapal perang menjadi Pasops Satsel Koarmatim pada 2006, Pabandya Renstra Paban I Renstra Srena KSAL pada 2006 hingga 2009.
Jauh ke depan, ketika berpangkat Laksamana Pertama, Ali menjabat Pati Sahli KSAL Bidang Ekojemen pada 2015, Staf Khusus KSAL pada 2015, Danguskamlabar pada 2015-2017, dan Waasrena KSAL 2017 sampai 2018.
Selanjunya saat berpangkat Laksamana Muda, Ali dipercaya menjadi Gubernur AAL pada 2018-2019, Koorsahli KSAL pada 2019, Panglima Komando Armada I pada 2019 hingga 2020, dan Asrena KSAL pada 2020 hingga 2021.
Baca juga: Laksda TNI Muhammad Ali Resmi Jabat Pangkogabwilhan I
Setelah itu, Ali mendapat promisi menjadi perwira bintang tiga dengan menjabat sebagai Pangkogabwilhan pada 2021 hingga sekarang.
Pada 21 April 2021, KRI Nanggala-402 diketahui tenggelam di perairan Bali. Ali pun mengenang ketika komunitas kapal selam di seluruh dunia berupaya membantu pencarian kapal selam yang pernah ia komandoi itu.
Baca juga: Kapal Selam Nanggala 402: Spesifikasi, Julukan, dan Cerita Tenggelamnya
Bahkan sejumlah kepala negara ternama di dunia turut menyampaikan rasa simpatinya dan penghormatan atas musibah yang dialami "monster bawah laut" itu.
“Ada dari Jerman, dari Inggris, bahkan Presiden Rusia sekali pun, Perdana Menteri Singapura, semuanya dalam waktu cepat berupaya menghubungi kami untuk bisa memberikan bantuan dalam menemukan KRI Nanggala pada saat hilang,” kata Ali dalam webinar ‘Kapal Selam dan Perkembangan Peperangan Bawah Laut’ yang digelar IR FISIP UI, Alumni RSIS, dan Jakarta Defence Studies, Kamis (21/4/2022).
Di sisi lain, Ali menyatakan, insiden kecelakaan yang dialami kapal selam di seluruh dunia selalu menjadi misteri.
Musababnya, ketika kapal selam mengalami kecelakaan, sangat sulit sekali untuk diketahui penyebab dari kecelakaan tersebut.
“Kecuali kalau dalam kondisi perang misalnya, kapal selam itu tertembak lawan itu mungkin kita bisa memastikan bahwa kapal selam itu tenggelam oleh lawan,” kata Ali.
(Penulis: Dian Erika Nugraheny, Nirmala Maulana Achmad, Editor: Novianti Setuningsih, Icha Rastika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.