JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan bahwa partainya tengah menyiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres).
Hal tersebut dilakukan Gerindra demi menyambut tahun politik Pemilu 2024 dan merespons penurunan elektabilitas Prabowo di sejumlah hasil survei.
"Kami dari Partai Gerindra tentunya akan memanfaatkan sisa waktu untuk meningkatkan elektabilitas capres, yaitu Pak Prabowo dan akan mulai start di awal Januari 2023," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Baca juga: Diajak PKS Gabung Koalisi Perubahan, Gerindra: Kenapa Enggak Ikut Kami?
Kendati demikian, Wakil Ketua DPR itu mengaku belum bisa mengungkapkan persiapan apa saja yang akan dilakukan.
Dia pun meminta semua menunggu momen tersebut dilakukan pada awal Januari 2023.
"Nanti kita lihat saja. Kita sudah siapkan, beberapa kita sudah siapkan, beberapa program yang tentunya kita harapkan bisa mendongkrak elektabilitas Pak Prabowo lebih baik dari saat ini," tutur Dasco.
Sebagai informasi, berdasarkan catatan Kompas.com, elektabilitas Prabowo menurun dalam sejumlah hasil survei bakal capres.
Terkini, jajak pendapat Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Prabowo disalip oleh Anies Baswedan.
Survei yang berlangsung 30 Oktober hingga 5 November itu menunjukkan tingkat elektoral Anies berada di posisi kedua dengan raihan 32,2 persen.
Sedangkan elektabilitas Prabowo itu adalah 23,9 persen.
Sementara itu, jajak pendapat Litbang Kompas Oktober 2022 juga menunjukkan hal serupa.
Baca juga: Gerindra Diajak PKS Gabung ke Koalisi Perubahan, Prabowo: Saya Belum Pelajari
Berdasarkan survei yang berlangsung 24 September-7 Oktober 2022 itu, Prabowo memiliki elektabilitas 17,6 persen.
Hasil tersebut turun sebesar 7,7 persen, jika dibandingkan survei pada Juni 2022. Kala itu elektabilitas Prabowo berada di angka 25,3 persen dan menempati urutan pertama.
Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan mengatakan, penurunan elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu dipengaruhi oleh dua hal.
Baca juga: Jika Gerindra Bergabung Koalisi Perubahan, Nasdem Minta Prabowo Ajukan Kadernya Jadi Cawapres
Alasan pertama adalah karena langkah politik Prabowo yang dinilai pasif.
Faktor kedua, deklarasi Prabowo sebagai capres Partai Gerindra dinilai kurang mendapatkan perhatian masyarakat. Sebab, publik menilai pendeklarasian tersebut sebagai urusan internal partai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.