JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menceritakan bagaimana awal mula memilih PDI-P sebagai pelabuhan karier politiknya.
Ketika itu, Ganjar mengaku masuk PDI saat masih berstatus mahasiswa pada 1992.
"Saya ikut kampanye, partainya cuma dua waktu itu Orde Baru, waktu itu partainya cuma ada PPP sama PDI. Satu, golongan, bukan Partai Golkar," kata Ganjar dalam diskusi yang digelar sebuah bank swasta, di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Baca juga: Ganjar Akui Bangun Citra Lewat Medsos, sampai Disebut Artis Tiktok
Ganjar mengaku tak bisa memilih Golkar karena saat itu partai politik berlambang beringin tersebut diimplementasikan sebagai rezim Orde Baru.
Dia mengatakan, Golkar selalu menjadi pemenang pada setiap pemilu.
"Setiap lomba kontestasi pemilu, pemenang lima tahun ke depan itu sudah diketahui sehari setelah pencoblosan. Silakan Anda lihat benar apa enggak," ujar dia.
Kemudian, setelah berpikir matang, Ganjar memutuskan berlabuh ke PDI (Partai Demokrasi Indonesia).
Baca juga: Ganjar: Gara-gara Presiden, Beredar Semua Orang Wajahnya Berkerut dan Pakai Rambut Putih
Saat itu, Ganjar mengaku ditanya oleh sejumlah pihak terkait keputusannya ke PDI.
"Pilihannya tinggal ini, waktu itu PDI, saya masuk PDI, ditanya 'Ah geblek amat kok masuknya PDI," kata Ganjar.
Ia mengatakan, PDI kala itu diragukan karena kalah suara dengan partai lainnya.
Namun, ia tetap teguh untuk bergabung PDI dan menganggap hal itu sebagai tantangan.
"Sudah partai kalah melulu, nomor tiga. Terus saya bilang, tantangan bro, tantangan ini. Saya ketemu Pak Suryadi, Pak Kwik Kian Gie dan seterusnya, nah itu awalnya," ungkap Ganjar.
Baca juga: Ganjar Jadi Capres Urutan Pertama Hasil Musra Hong Kong
Lebih lanjut, Ganjar menceritakan bagaimana ia mengawali karier politiknya sebagai anggota PDI-P.
Ganjar pernah merasakan melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR pada 2004.
Di situ lah, kata Ganjar, dia merasakan bagaimana menjadi wakil rakyat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.