Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Sejumlah Masalah Rekrutmen Panwascam, Bawaslu: Ada yang Dicatut Parpol

Kompas.com - 25/11/2022, 13:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bawaslu menemukan sejumlah persoalan saat merekrut Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pemilu 2024.

Beberapa temuan itu, di antaranya, ada Panwascam yang dicatut namanya sebagai anggota partai politik yang mendaftar ke KPU menggunakan Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).

Kemudian, ada Panwascam yang menggunakan baju atau simbol-simbol parpol saat foto.

"Ini juga perlu diklarifikasi," kata Koordinator Divisi SDM dan Organisasi Bawaslu RI Herwyn Malonda, dikutip dari situs resmi Bawaslu, Jumat (25/11/2022).

Baca juga: DKPP Terima 28 Aduan Terkait Seleksi Panwascam Pemilu 2024

Kemudian, ada pula ASN yang mendaftar sebagai Panwascam maupun di kesekretariatan Panwascam.

Menurut dia, persoalan-persoalan ini ditemukan saat Bawaslu menerima audiensi Bawaslu daerah dari Sumatera Utara, Bali, dan Sulawesi Utara, pada Selasa (21/11/2022) lalu.

Herwyn menyatakan, ada beberapa hal yang memerlukan klarifikasi dan identifikasi. Seperti misalnya, adanya nama Panwascam yang dicatut sebagai anggota parpol. 

Baca juga: Bawaslu Tunda Pelantikan Calon Panwascam, 2 Orang Diduga Anggota Parpol, 2 Lainnya Berstatus PNS

Ia menegaskan bahwa hal itu tidak diperbolehkan.

"(Temuan) itu kita buat klarifikasi. Misalnya, harus ada surat klarifikasi dari parpol tersebut dan KPU mencoret nama-nama yang telah dicatut dalam kepengurusan parpol di Sipol," ujarnya.

Herwyn mengaku, identifikasi masalah ini dilakukan untuk mencari jalan keluar sekaligus evaluasi untuk rekrutmen panitia pengawas ad hoc di tingkat desa/kelurahan yang akan dibuka awal 2023.

Baca juga: Diduga Terlibat Partai Politik, Seorang Panwascam Lhokseumawe Batal Dilantik

DKPP terima 28 aduan

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menerima 28 laporan dugaan pelanggaran etik oleh Bawaslu tingkat kota dan kabupaten, terkait seleksi Panwascam.

Sebagai informasi, seleksi Panwascam ini dilakukan pada 21 September-26 Oktober 2022. Total, ada 21.690 tenaga Panwascam yang direkrut.

"Saya sampaikan, dari 33 pengaduan (kepada DKPP sebulan terakhir), 28 pengaduan itu menyangkut rekrutmen Panwascam oleh Bawaslu," ujar Ketua DKPP Heddy Lugito dalam jumpa pers, Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Panwascam Lumajang Resmi Dilantik, Keterwakilan Perempuan Tak Sampai 30 Persen

"Dari situ lah (seleksi Panwascam) muncul ketidakpuasan terhadap kinerja Bawaslu di kabupaten/kota," ungkapnya.

Heddy menyebutkan, kebanyakan pengadu merasa tidak puas, yakni mereka yang tidak lolos rekrutmen Panwascam.

"Mereka merasa dirinya diperlakukan tidak adil. Contohnya begini, misalnya dalam tes tertulis mereka merasa mampu, kok saya tidak lulus," ungkap Heddy.

Ia melanjutkan, beberapa pengadu juga melaporkan dugaan Panwascam yang terpilih merupakan orang-orang yang bermasalah secara aturan, seperti merangkap anggota pengurus partai politik hingga perangkat desa.

Baca juga: Dicatut di Sipol, Banyak Pelamar Panwascam Garut Tak Lolos Seleksi Administrasi

"Ada di salah satu daerah, ada 6 perangkat desa diduga lolos sebagai anggota Panwascam," ujarnya.

Ia menekankan bahwa 28 laporan ini masih harus diverifikasi secara administratif dan materiil sebelum dapat berlanjut ke persidangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com