Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat-PKS Dinilai Akan Bertahan di Koalisi Perubahan meski AHY dan Aher Tak Jadi Cawapres

Kompas.com - 19/11/2022, 13:52 WIB
Tatang Guritno,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indikator Politik Bawono Kumoro menilai, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal terus bertahan dalam menjajaki pembentukan Koalisi Perubahan bersama Partai Nasdem.

Ia mengatakan, kedua partai politik (parpol) itu tak akan hengkang dari koalisi meski petinggi parpolnya tak dipilih sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

“Bagi Demokrat dan PKS, berada dalam koalisi ini merupakan kesempatan terbesar untuk nanti masuk dalam pemerintahan setelah 10 tahun ini sebagai oposisi,” kata Bawono kepada Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Baca juga: Untuk Hindari Konflik Kader Nasdem-Demokrat-PKS, Koalisi Perubahan Dinilai Mesti Segera Deklarasi

Adapun Demokrat terus mendorong agar ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi cawapres.

Sementara itu, PKS ingin mengusung kadernya, mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), menempati posisi tersebut.


Menurut Bawono, PKS dan Demokrat bakal lebih banyak mengalami kerugian jika memilih koalisi lain.

Pasalnya, kesepakatan politik yang ditawarkan bakal lebih sedikit ketimbang jika bergabung bersama Nasdem.

“Lain hal jika bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), maka mereka sekadar menjadi pengikut koalisi saja, bukan inisiator. Begitu juga bila bergabung dengan koalisi bentukan Partai Gerindra dan PKB,” papar Bawono.

Baca juga: Saat Anies dan Koalisi Perubahan Belum Putuskan Sosok Cawapres...

Karena itu, ia memandang keputusan Anies tepat untuk tidak menentukan figur cawapres saat ini.

Selain mematangkan strategi pemenangan dengan menunggu kompetitor dari koalisi parpol lain, lanjut dia, yang menjadi prioritas utama adalah memastikan penjajakan Koalisi Perubahan berjalan lancar.

“Hal itu jauh lebih penting untuk dilakukan Anies dan partai-partai politik pendukung, mengingat berdasarkan data survei, saat ini tingkat popularitas Anies belum mencapai angka 85 persen,” sebut dia.

“Sehingga intensitas safari politik mengelilingi Indonesia harus kian ditingkatkan,” imbuh Bawono.

Baca juga: Pesan kepada Relawan dan Upaya Anies Tepis Isu Polarisasi

Seperti diketahui, Koalisi Perubahan tak kunjung dideklarasikan hingga saat ini. Meski begitu, Nasdem, PKS, dan Demokrat terus intens melakukan komunikasi.

PKS dan Demokrat pun disebut mendapatkan godaan dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar untuk bergabung dengan KIB.

Namun, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman menegaskan tak berminat untuk bekerja sama dengan KIB.

Sebaliknya, Sohibul justru menawari Golkar untuk bergabung bersama Koalisi Perubahan.

“Ya syukur-syukur kalau mereka tertarik ingin gabung ke sini,” ucap Sohibul saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com