JAKARTA, KOMPAS.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan bahwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, berdampak pada menurunnya kepercayaan publik terhadap polisi.
"Kasus Ferdy Sambo membuat kasus kepercayaan pada polisi menurun 13 persen, dari 72,1 persen (sebelum kasus) ke 59,1 persen," kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).
Ardian mencontohkan perbedaan tingkat kepercayaan publik pada polisi di tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Anak Buah Sambo Lapor CCTV Tunjukkan Brigadir Yosua Masih Hidup, Sambo Murka
Pada 2018, kepercayaan pada polisi disebut berada di angka 87,8 persen.
"Tahun 2019, setelah Pilpres 2019, kepercayaan terhadap polisi sudah menurun pada angka 72,1 persen," ucap Ardian.
Tahun ini, berdasarkan survei terbaru kepercayaan publik pada polisi kembali menurun.
Kasus Ferdy Sambo, lanjut Ardian, nyatanya menyita perhatian mayoritas responden.
Baca juga: Brigjen Hendra Telepon Tim CCTV Km 50 untuk Cek CCTV Sekitar Rumah Sambo
"Kasus Ferdy Sambo didengar oleh 87,5 persen oleh populasi Indonesia. Artinya Mayoritas absolut masyarakat Indonesia pernah mendengar atau mengetahui kasus ini (di atas 75 persen). Tak banyak dalam sejarah kasus yang didengar lebih dari 75 persen populasi negaranya," ungkap Ardian.
Masyarakat yang tidak pernah mendengar kasus ini hanya 7,1 persen. Sebanyak 5,4 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Ardian kemudian menyoroti fenomena kepercayaan publik pada polisi yang menurun.
Menurut dia, hal ini artinya semakin banyak segmen masyarakat yang tak percaya pada polisi sebagai sebuah lembaga.
Baca juga: AKBP Ari Cahya Sempat Lihat Jasad Yosua Tergeletak, Sambo Bilang Ditembak Bharada Richard
Lebih lanjut, Ardian juga membeberkan siapa saja yang semakin tak percaya polisi.
"Masyarakat perkotaan, penduduk kota, lebih banyak yang tak percaya polisi," bebernya.
Masyarakat yang tinggal di kota ada sebanyak 51,3 persen menyatakan kurang/tidak percaya terhadap polisi.
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di perdesaan, 32,1 persen menyatakan kurang atau tidak percaya terhadap polisi.
"Dari sisi gender, laki-laki yang lebih banyak tak percaya. Masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki, 39,3 persen menyatakan kurang/tidak percaya terhadap polisi," jelasnya.
Baca juga: Minta Anak Buah Cek CCTV TKP Tewasnya Yosua, Sambo: Biar Tak Gaduh, Ini Menyangkut Mbakmu
Di sisi lain, masyarakat yang berjenis kelamin perempuan, 36,1 persen menyatakan kurang atau tidak percaya terhadap polisi.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 11-20 September 2022 dengan riset kualitatif.
Survei menggunakan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia.
Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview).
Adapun margin of error survei ini adalah sebesar lebih kurang 2,9 persen.
Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.