Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capaian Vaksinasi Booster Rendah, Satgas Covid-19 IDI Khawatir Angka Kematian Meninggi

Kompas.com - 19/09/2022, 16:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengaku khawatir angka kematian akibat Covid-19 terus meningkat bila vaksinasi dosis ketiga (booster) tidak mencapai 50 persen.

Adapun angka vaksinasi booster yang idealnya 50 persen itu merupakan standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Sementara itu, hingga 18 September 2022, cakupan vaksinasi booster baru mencapai 62.684.925 dosis atau 26,71 persen, dari target sasaran vaksinasi sebanyak 234.666.020 dosis.

"Booster kita rendah lho cuma 26 persen. Ini PR sekali harusnya kan idealnya di atas 50 persen. Kalau ini terus seperti ini saya khawatir ini akan membuat angka kematian tidak turun sampai di bawah 1 persen," kata Erlina dalam Talkshow BNPB secara daring, Senin (19/9/2022).

Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Pemerintah Pilih Vaksin Covid-19 yang Tepat untuk Dosis Ketiga dan Keempat

Erlina mengungkapkan, pihaknya berusaha menurunkan angka kematian akibat Covid-19 menjadi 1 persen.

Saat ini, tingkat kematian (fatality rate) Indonesia berada di kisaran 2,7 persen. Angkanya bahkan lebih tinggi dibanding Amerika Serikat yang berada di kisaran 2 persen.

Sementara itu, jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 hingga 18 September 2022 mencapai 157.892.

Erlina mengatakan, tingginya angka kematian menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Indonesia.

"Untuk Indonesia saat ini 2,7 persen, jadi masih di atas rata-rata dunia. Kalau bisa sih tentu saja di bawah 1 persen. Kalau bisa enggak ada yang meninggal, tapi tentu itu sesuatu yang sulit," ucap dia.

Ia juga menekankan, salah satu cara yang efektif mencegah peningkatan kematian adalah menggencarkan vaksinasi booster.

Baca juga: Lokasi Vaksin Booster di Jabodetabek 14-18 September 2022

Dia menyebut, vaksinasi memang tidak menjamin seseorang bebas dari infeksi Covid-19.

Namun setidaknya, vaksinasi booster mampu mencegah pemburukan ketika terinfeksi, utamanya ketika efikasi vaksin dosis kedua sudah lebih dari 6 bulan sejak diterima.

"Data-data membuktikan salah satunya menjalani vaksinasi dari yang lengkap sampai vaksinasi booster. Dengan booster, kalau terkonfirmasi, itu sakitnya ringan. Tidak berat. Artinya tidak dirawat, kemungkinan angka kematian kecil," tutur dia.

Cakupan vaksinasi dosis 1 di Indonesia sudah mencapai 87,07 persen, dosis 2 sebesar 72,84 persen, dan dosis 3 baru 26,68 persen.

Sementara itu, untuk dosis keempat yang diberikan kepada tenaga kesehatan, vaksinasinya menembus 37,44 persen dari target sasaran vaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com