Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penangkapan Rektor Universitas Lampung, Permintaan Maaf, dan Wajah Dunia Pendidikan yang Tercoreng

Kompas.com - 22/08/2022, 12:33 WIB
Syakirun Ni'am,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ditangkapnya Rektor Universitas Lampung Karomani mencoreng wajah dunia pendidikan. 

Profesor di bidang Ilmu Komunikasi itu terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat mengikuti acara outbond di Bandung.

Ia diduga menerima suap terkait penerimaan mahasiswa baru di Unila tahun 2022.

Direktur Penyidikan (Dirdik) KPK Asep Guntur mengatakan, tangkap tangan berawal dari laporan masyarakat.

Menindaklanjuti laporan tersebut, pada Jumat (19/8/2022) malam, tim KPK bergerak melakukan tangkap tangan di tiga lokasi, yakni Bandung, Lampung, dan Bali.

Baca juga: KPK Amankan Tabungan Rp 1,8 M Hingga Safe Deposit Box Isi Emas Rp 1,4 M dari OTT Rektor-Warek Universitas Lampung

Tim KPK mengamankan 8 orang. Mereka adalah Karomani, Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Unila Budi Sutomo, Ketua Senat Unila Muhamad Basri, dan ajudan Karomani bernama Adi Tri Wibowo di Bandung.

Kemudian, di Lampung, KPK menangkap Wakil Rektor I Bidang Akademik Unila Heryandi, Dekan Fakultas Teknik Helmy Fitriawan, dan dosen bernama Mualimin.

Sementara itu, pihak swasta, Andi Desfiandi ditangkap di Bali.

Setelah diamankan, mereka dibawa ke Gedung Merah Putih KPK untuk menjalani pemeriksaan.

Dalam tangkap tangan di Lampung, KPK mengamankan uang tunai Rp 414,5 juta, slip setoran deposito Rp 800 juta, dan kunci safe deposit box yang diduga berisi emas seharga Rp 1,4 miliar.

Sementara itu, dari tangkap tangan di Bandung, KPK mengantongi buku rekening berisi miliaran rupiah.

“Barang bukti kartu ATM dan buku tabungan sebesar Rp 1,8 miliar,” kata Asep dalam konferensi pers di KPK, Minggu (21/ 8/2022).

Baca juga: Rektor Universitas Lampung Karomani Diduga Terima Suap dari Orangtua Calon Mahasiswa

Uang dari orangtua calon mahasiswa

Setelah melakukan penyelidikan, KPK mengumumkan bahwa Karomani telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap.

Dirdik KPK Asep Guntur mengatakan, pihaknya telah menemukan bukti permulaan yang cukup.

Menurut Asep, Karomani diduga menerima suap dari keluarga mahasiswa baru (maba) Unila yang masuk melalui jalur mandiri tahun 2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com