"Di Singapura bensin sudah Rp 31.000, Jerman sudah Rp 31.000, di Thailand sudah Rp 20.000, kita masih Rp 7.650, tapi ini yang harus kita ingat, subsidi kita ke sini bukan besar, (tapi) besar sekali. Bisa buat bangun ibu kota satu. Karena angkanya sudah Rp 502 triliun," kata dia.
Baca juga: Harga BBM Subsidi Bakal Naik, YLKI Khawatir Pangan Mahal
Jokowi menekankan, kondisi seperti ini harus dipahami semua pihak.
Sebab, belum bisa dipastikan sampai kapan negara bisa bertahan dengan subsidi sebesar itu.
"Kalau kita enggak ngerti angka-angka, kita enggak merasakan betapa besarnya persoalan saat ini. Membangun ibu kota itu (IKN) Rp 466 triliun. (Sementara anggaran) ini untuk subsidi," ujar Presiden.
"Tapi ini enggak mungkin tidak disubsidi sebab akan rame. Itungan sosial politiknya juga kita kalkulasi," kata dia.
Meskipun kerap kali mengeluhkan besaran subsidi BBM yang tinggi, Presiden Jokowi pun sempat menyatakan menjamin pemberian subsidi bahan BBM tetap berlanjut hingga akhir 2022.
Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu sejumlah pemimpin redaksi di Istana Kepresidenan pada 13 Juli 2022.
"Presiden mengatakan kita sekarang ini dijamin pemerintah sampai akhir tahun subsidi BBM akan terjaga," ujar Pemimpin Redaksi Berita Satu Primus Dorimulu usai pertemuan.
"Nah subsidi BBM, subsidi energi kita sudah di atas Rp 500 triliun. Jadi banyak sekali kita punya subsidi energi BBM dan listrik. Itu pemerintah sudah komitmen untuk subsidi," kata dia.
Baca juga: Dikabarkan Bakal Naik, Cek Harga BBM Saat Ini
Terkait subsidi itu akan berlanjut pada 2023 atau tidak, hal tersebut masih akan dilihat perkembangannya.
Sebab, apabila harga berbagai komoditas turun, maka harga minyak dunia juga akan ikut turun.
"Bagaimana ke depan 2023? Apakah subsidi akan dilonggarkan atau tidak lihat nanti, tapi kalau harga komoditas dunia turun, harga minyak dunia turun, maka harga BBM akan turun juga," jelas Primus yang juga anggota Forum Pemimpin Redaksi itu.
"Kita harapkan ketegangan Rusia dan Ukraina mereda, akan sangat membantu ekonomi kita. Presiden yakin kita di atas rata-rata," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.