"Itu harga yang disubsidi oleh pemerintah yang besarnya, itung-itungan kita di tahun ini subsidinya Rp 502 triliun. Angkanya gede sekali. Ini yang harus kita tahu, untuk apa untuk menahan agar inflasinya tidak tinggi," ujar dia.
Namun, Jokowi mengingatkan, besarnya subsidi tidak selamanya mampu ditanggung APBN.
Presiden menyebutkan, pemberian subsidi untuk BBM ini akan kembali dihitung oleh Menteri Keuangan.
"Apakah terus menerus APBN akan kuat? Ya nanti akan dihitung oleh menteri keuangan," tutur Jokowi.
Baca juga: Diminta Jokowi Turunkan Harga Tiket Pesawat, Ini 3 Jurus yang Disiapkan Menhub
Sementara itu, Pada 7 Juli 2022, presiden juga menyinggung soal kemampuan APBN dalam menanggung subsidi BBM di Tanah Air.
Jokowi pun memberikan gambaran jika APBN tidak mampu lagi menanggung subsidi tersebut. Menurutnya, kenaikan harga BBM kemungkinan dapat terjadi sebagaimana kondisi di sejumlah negara.
"(Harga bensin) kita masih Rp7.650, karena apa ? disubsidi oleh APBN. Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi," ujar Jokowi di tengah-tengah sambutannya dalam rangka Hari Keluarga Nasional 2022 di Medan.
"Kalau (APBN) sudah tidak kuat mau gimana lagi? Ya kan? Kalau BBM naik, ada yang setuju?" ucap dia.
Pertanyaan tersebut mendapat respons langsung dari masyarakat Medan yang hadir di acara itu.
Warga yang hadir pun kompak menjawab "Enggaaak,".
"Pasti semua akan ngomong tidak setuju," timpal Jokowi.
Baca juga: Jokowi dan 3 Menteri Beri Sinyal Kenaikan Harga BBM Subsidi, Ini Respons Pertamina
Dia lantas menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya masih melakukan impor untuk separuh dari kebutuhan minyak untuk Indonesia, sehingga, apabila harga minyak di luar naik, Indonesia harus membayar lebih banyak untuk harga impor tersebut.
Menurut Jokowi, kenaikan harga jual minyak dunia ini dipengaruhi oleh perang Ukraina-Rusia dan juga kondisi pandemi.
Dia mengungkapkan, saat masih normal, harga minyak dunia 60 dollar AS per barrel.
Sementara itu, saat ini harganya naik menjadi 110-120 dollar AS per barrel.
"Sudah dua kali lipat, hati-hati. Negara kita ini, kita masih tahan untuk tidak menaikan yang namanya Pertalite. Negara lain yang namanya BBM, bensin itu sudah di angka Rp31.000 di Jerman," ujar dia.
Tidak hanya sekali itu saja Presiden Jokowi menyinggung soal subsidi negara terharap harga jual bensin.
Pada Maret 2022 lalu, Jokowi pernah menjelaskan soal setiap negara di dunia yang menghadapi kesulitan karena melonjaknya harga minyak dunia.
Lonjakan harga minyak dunia dipicu pasokan global yang semakin ketat.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Jamin Pasokan BBM Aman
Ia menyampaikan, harga minyak dunia saat itu sudah bergerak di atas 100 dollar AS per barrel, melonjak dua kali lipat dari harga normal yang sekitar 50-60 dollar AS per barrel.
Kondisi ini membuat sejumlah negara menaikkan harga BBM.
Jokowi menilai kenaikan harga BBM menjadi isu yang sensitif di Indonesia.
Lantaran, ketika terjadi kenaikan harga BBM, meski tidak lebih besar dibandingkan negara lainnya, pasti memicu gelombang demonstrasi.
Kemudian pada April 2022, presiden menyatakan, pemerintah terus berupaya keras agar harga BBM jenis Pertalite tidak naik dari angka Rp 7.650 per liter yang berlaku saat ini.
Lalu pada 21 Juni 2022, Jokowi pernah pula menyinggung besarnya subsidi yang diberikan negara agar harga jual bensin tetap murah untuk masyarakat.
Menurut Jokowi, subsidi yang diberikan negara agar harga bensin tetap rendah sangat besar.
Dia lantas menyampaikan perhitungan bahwa besar total subsidi yang diberikan negara tersebut bisa digunakan untuk biaya pembangunan Ibu Kota.