Namun, para pendukung Megawati abai, KLB menetapkan Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDI periode 1993-1998 secara de facto dan mengukuhkan secara de jure pada Musyawarah Nasional PDI pada 22-23 Desember 1993.
Baca juga: Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996 dan Kebungkaman Megawati
Setelah pengukuhan Megawati, gejolak kembali terjadi dalam partai berlambang kepala banteng dalam bidang segi lima itu.
Pemerintah Orde Baru menetapkan Suryadi sebagai Ketua Umum DPP PDI pada 15 Juli 1996. Pendukung Megawati memanas dan melakukan orasi di halaman Kantor DPP PDI Jalan Diponegoro Nomor 58 pada 27 Juli 1996.
Nahas, para pendukung Megawati yang sedang berorasi diserang oleh sejumlah massa yang mengenakan kaos merah. Kerusuhan pecah dan peristiwa itu dikenal dengan istilah Kudatuli.
Dalam Kongres ke-V PDI di Denpasar, Bali, Megawati ditetapkan sebagai Ketua Umum PDI periode 1998-2003.
Dia juga mengubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan pada 1 Februari 1999 supaya bisa mengikuti Pemilu.
Nama PDI Perjuangan disahkan oleh Notaris Rahmat Syamsul Rizal dan kemudian dideklarasikan beserta lambang baru pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta.
Pada Pemilu 1999, PDI-P meraih suara 35.689.073 dan menjadi pemenang. Mereka kemudian mendapatkan 153 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.
Sedangkan barisan Suryadi mendirikan Partai Penegak Demokrasi Indonesia atau PPDI.
Partai ini sempat menjadi peserta Pemilu 2004. Tidak sesukses PDI yang dipimpin Megawati, PPDI hanya mendapat satu kursi di parlemen pusat.
Peruntungan kembali dijalankan dalam Pemilu 2009. Alih-alih menambah kursi di parlemen, partai yang kini berubah nama menjadi PDRI itu justru gagal menembus Senayan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.