Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Cacar Monyet Masuk Indonesia Tetap Terbuka, Warga Diminta Waspada

Kompas.com - 27/07/2022, 05:31 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, seluruh pihak harus tetap waspada karena potensi penyakit cacar monyet (monkeypox) untuk masuk ke Indonesia tetap ada.

"Jadi, bahwa dia ada di Indonesia, sekali lagi saya sampaikan potensinya jelas ada," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

"Apa lagi sudah dari awal Januari bahkan. Di Amerika sendiri sebetulnya sudah lebih awal dideteksi," lanjut Dicky.

Menurut Dicky, cepatnya penyebaran cacar monyet karena arus mobilitas interaksi manusia yang luar biasa cepat di masa kini, walaupun masih dalam suasana pandemi Covid-19.

Baca juga: Cacar Monyet Jadi Darurat Global, Puan Minta Pemerintah Masifkan Sosialisasi

Faktor itu, kata Dicky, membuat potensi penyebaran cacar monyet di dunia menjadi sangat besar.

Di sisi lain, lanjut Dicky, cacar monyet memiliki masa inkubasi yang panjang, yaitu mencapai tiga pekan.

Karena masa inkubasi yang panjang itu membuat orang terinfeksi masih bisa bepergian dan tidak terdeteksi karena gejala cacar monyet itu belum muncul.

Baca juga: Menkes: Hasil Tes 9 Suspek Cacar Monyet di Indonesia Negatif

Negatif

Secara terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen dari sembilan pasien dengan status suspek cacar monyet di Indonesia semuanya negatif.

Tidak ada yang terkonfirmasi positif mengidap penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus tersebut.

"Sampai saat ini sudah ada suspeknya sekitar sembilan pasien, tersebar di seluruh Indonesia, tetapi kita sudah tes di Jakarta dan semuanya menunjukkan hasil negatif," kata Budi selepas Peluncuran Platform SatuSehat di Hotel Raflles Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: Beda dengan Covid-19, Menkes Budi Sebut Cacar Monyet Baru Bisa Menular Setelah Gejala Muncul

Budi mengatakan, pemerintah telah menyediakan reagen untuk pemeriksaan RT-PCR guna mendeteksi virus penyebab penyakit cacar monyet di laboratorium-laboratorium.

Menurut dia, virus penyebab penyakit cacar monyet lebih mudah dikenali dibandingkan virus corona tipe SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Karena virus monkeypox (cacar monyet) lebih besar (ukurannya) dibandingkan SARS-CoV-2," kata dia.

"Selain itu, gejala bisa dilihat dari yang timbul di permukaan kulit, seperti lesi (bintik kecil berisi cairan) di tangan maupun wajah, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, hingga pembengkakan di area selangkangan," ujar Budi.

Baca juga: Mengenal Penyakit Cacar Monyet, dari Gejala hingga Bahayanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com