Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Nilai Menduetkan Ganjar-Anies Bukan Solusi Hentikan Keterbelahan di Masyarakat

Kompas.com - 27/06/2022, 19:01 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mehendra Putra menilai, memasangkan Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo bukan solusi menghentikan polarisasi atau keterbelahan di masyarakat.

Herzaky mengungkapkan, ada tiga solusi mengatasi keterbelahan tersebut. Pertama, elite politik mesti memberikan contoh pada masyarakat dalam menghargai perbedaan.

“Melihat pihak yang berbeda pendapat atau berbeda kubu bukan sebagai musuh, melainkan sebagai lawan berdialektika, dan mitra membangun negeri,” paparnya dihubungi Kompas.com, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Golkar Anggap Wajar Surya Paloh Usulkan Duet Ganjar dan Anies

Kedua, elite partai politik (parpol) harus terbiasa berkompetisi. Bukan berupaya untuk menghalangi calon lain muncul dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sebab, lanjut Herzaky, yang menyebabkan keterbelahan adalah Pilpres 2024 yang hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden.

“Buka ruang untuk koalisi dan pasangan calon minimal tiga di Pilpres 2024 untuk cegah keterbelahan,” sebutnya.

Herzaky menyampaikan solusi ketiga adalah menghentikan penyebaran politik kebencian, framing dan labeling yang bernada negatif pada kubu lawan dalam kontestasi Pemilu.

Ia berharap, proses kompetisi berlangsung dengan mengedepankan pertarungan ide dan gagasan.

Baca juga: Duet Ganjar-Anies Dianggap Nasdem Bisa Mempersatukan, PDI-P: Yang Persatukan Bangsa Itu Ideologi

“Bukan menyerang pribadi, bahkan menguliti habis kekurangan pribadi lawan. Bahkan memframing lawan sebagai ancaman yang bisa menghancurkan negeri kalau terpilih, melabeli lawan dengan citra kelompok yang dibenci,” tuturnya.

Terakhir, Herzaky menyampaikan, bahwa memasangkan figur tertentu untuk mengatasi keterbelahan justru dapat menimbulkan asumsi tertentu.

“Karena kalau memasangkan siapa dengan siapa itu yang dianggap sebagai solusi, sama saja kita menuduh sosok yang dipasangkan itu dan para pendukungnya sebagai sumber polarisasi,” imbuh dia.

Adapun usulan duet Anies-Ganjar sempat diusulkan Ketua Umum Partai Nasdem pada Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Usulkan Duet Ganjar-Anies ke Jokowi, Ini Alasan Surya Paloh

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengklaim, masukan itu disampaikan untuk menjadi solusi atas keterbelahan yang terjadi di masyarakat.

Ali mengungkapkan, Surya Paloh berpikir untuk mempersatukan dua kelompok untuk Indonesia yang lebih baik.

Ia memahami usulan itu belum tentu diterima oleh pihak lain, namun Partai Nasdem akan berupaya untuk mempromosikan duet Anies-Ganjar tersebut.

“Mudah-mudahan bisa diterima dan kemudian bisa jadi solusi dan Pemilu 2024 bisa dilewati dengan aman dan damai,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com