Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Geovanny Calvin Pala
Mahasiswa S2

Penulis menyelesaikan S1 di bidang Filsafat pada STFK Ledalero. Dengan bekal Filsafat, penulis banyak mempublikasikan artikel, opini, esai dan karangan sastra di beberapa media daring. Ia pernah menjalankan masa magang (praktek) dengan menjadi guru Bahasa Inggris dan Seni Budaya di SMAS Seminari San Dominggo Hokeng, Larantuka. Kini penulis sedang menempuh pendidikan S2 Teologi di IFTK (Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif) sambil tetap produktif membagikan ide melalui tulisan ilmiah dan sastra.

Blusukan: Progresivitas atau Degradasi Politik?

Kompas.com - 25/06/2022, 13:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jokowi, seperti yang kita kenal, pernah masuk di gorong-gorong MH Thamrin untuk mengecek kondisinya saat musim hujan.

Bahkan Presiden Soeharto pernah memilih tidur di rumah warga saat mengecek program pembangunan yang ia motori.

Blusukan bukan hal yang baru. Metode ini sudah dijalankan bahkan sejak zaman kerajaan dulu.

Dalam catatan sejarah, Mangkunagoro VII sering menjalankan blusukan, hanya saja dengan istilah yang berbeda.

Di masanya, aktivitas turun ke tengah rakyat disebut sebagai ‘mider praja’. Ia sering berkeliling ke daerah-daerah sekitaran wilayah keraton untuk rehat sejenak dari kepungan dinding istana.

Visitasi Mangkunagoro, ibarat seorang titisan dari kayangan, selalu membawa berkat bagi orang-orang kecil.

Dalam kunjungan kecilnya, beliau pernah mengamati kondisi rakyat yang tidak punya WC rumah.

Rakyat masih menggunakan metode jumblengan; menggali tanah untuk buang air besar. Bertolak dari keprihatinannya, ia berinisiatif membangun “badpaals” atau jamban umum. Itu sebuah berkat yang luar biasa bagi rakyat yang membutuhkannya.

Berkat yang sama, tapi dalam bentuk yang berbeda, dirasakan pula oleh rakyat kota Ende, NTT.

Pada tanggal 1 Juni 2022, bertepatan dengan hari jadi Pancasila, Jokowi dan istrinya datang berkunjung dan menyelenggarakan apel bersama di lapangan Pancasila.

Di sela-sela hajatan besar itu, menjelang malam sejak Jokowi datang ke hotel penginapan, ia mengunjungi rumah-rumah warga sekitar.

Tak tanggung-tanggung, beliau bahkan masuk secara tiba-tiba ke beberapa rumah warga yang sangat sederhana.

Kunjungan spontan itu disertai dengan pembagian hadiah atau bingkisan atau bahkan sejumlah uang tunai.

Blusukan, gaya politik tanpa batas

Gaya blusukan menghapuskan hukum tak tertulis yang membatasi relasi antarkelas. Relasi antara mereka yang berasal dari kelas atas dengan kelas bawah tidak lagi dianggap sebagai sebuah tabu.

Keduanya bisa berjumpa secara langsung di jalanan, di pasar, di toko, bahkan di rumah. Dengan demikian, kedua kelas yang dulunya dipisahkan secara radikal kini bergaul secara lazim.

Dengan kata lain, politik blusukan sebenarnya adalah politik tanpa batas (kelas sosial).
Masyarakat kelas bawah sudah lama mengimani kredo ‘ketakutan hierarkis’.

Ketakutan ini bersumber dari keyakinan bahwa kaum mereka tidak diizinkan dan tidak pantas berinteraksi dengan golongan atas.

Struktur hierarkis yang demikian membatasi pergaulan mereka hanya dengan sesama yang miskin dan tak berdaya.

Jika pun sebuah kondisi memberi akses orang kelas bawah untuk berinteraksi dengan golongan atas, relasi itu hanya bersifat eksploitatif belaka; antara tuan dan hamba.

Relasi eksploitatif selanjutnya melahirkan sebuah ketundukan. Atas kuasa yang dimiliki, golongan atas boleh mempekerjakan dan memanfaatkan orang miskin dengan imbalan yang tidak kenal kata keadilan.

Sebagai satu-satunya tanggapan, karena tidak punya kuasa, orang miskin mau saja dipekerjakan karena tidak lagi punya pilihan lain.

Gaya politik blusukan, terlepas dari motivasi pencitraan politik, memotong batasan strata sosial dan mengubah relasi eksploitatif menjadi relasi yang subjektif.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com