Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Rapimnas, PKS Bakal Terima Aspirasi Nama Capres dan Saran Koalisi dari Kader

Kompas.com - 21/06/2022, 09:04 WIB
Irfan Kamil,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan, perwakilan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS di seluruh Indonesia akan memberikan tiga nama calon presiden kepada Majelis Syuro PKS.

Nama-nama itu akan menjadi pertimbangan Majelis Syuro PKS dalam menentukan capres pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Penyerahan nama itu akan dilakukan dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (PKS) yang digelarp pada 20-21 Juni di Hotel Grand Sahid, Jakarta.

Baca juga: Hadapi Pemilu 2024, PKS Bakal Cari Mitra Koalisi yang Setara

"Akan ada sesi di mana panitia meminta utusan DPW DPD untuk menyampaikan, menurut mereka, di daerah masing masing itu, kita-kira capres yang kondusif untuk memberikan efek kepada PKS itu siapa saja," kata Sohibul ditemui di Hotel Grand Sahid Jakarta, Senin (20/6/2022).

"Mungkin mereka menyebutkan tiga nama, nanti kita baru tahu siapa presiden yang banyak dipersepsi akan memberikan efek kepada PKS," ucapnya.

Baca juga: Di Rapimnas PKS, Sekjen: Manfaatkan 601 Hari untuk Kemenangan 2024

Dalam rapimnas ini, lanjut Sohibul, DPW-DPD juga akan menyampaikan pandangannya mengenai langkah koalisi PKS.

Nantinya, aspirasi-aspirasi kader PKS akan menjadi pertimbangan untuk menentukan arah PKS menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Mereka juga akan kita berikan waktu untuk menyampaikan tentang partai-partai apa saja sih yang kondusif untuk diajak koalisi dengan PKS sesuai dengan kondisi daerah masing-masing," ucap Sohibul.

"Nanti di situ kita akan dapat peta partai apa saja yang bisa diajak kerja sama dengan PKS," ujar dia.

Baca juga: Apresiasi Penjaringan Nama Capres Partai Nasdem, PKS: Wujud Proses Demokrasi

Sohibul mengungkapkan bahwa kader PKS cenderung memilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres 2024 berdasakan hasil survei internal. Namun, Anies juga tidak harus menjadi kader untuk bisa dipilih sebagai capres dari PKS.

Hal itu ditegaskan lantaran masih ada pihak yang menilai capres yang diusung harus menjadi anggota partai politik (parpol).

"Tidak masuk PKS juga enggak ada masalah. Jadi di situlah kita ingin sekaligus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Kan banyak persepsi karena pencapresan itu harus melalui parpol," kata Sohibul.

"Seolah-olah dia harus menjadi kader parpol. Tidak demikian, Ketentuan UUD (Undang-Undang Dasar) itu memang mekanismenya harus melalui parpol, tetapi yang besangkutan bisa dari orang bukan parpol. Ketika diajukan juga dia tidak harus jadi anggota parpol," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com