Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Pemilu 2024 untuk Siapa?

Kompas.com - 15/06/2022, 15:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILIHAN Umum 2024 memasuki babak baru. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah meluncurkan tahapan awal Pemilu. Peluncuran ini menandai dimulainya pesta demokrasi lima tahunan ini.

Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan, Pemilu 2024 akhirnya menemui titik terang.

Peluncuran tahapan awal Pemilu yang dilakukan KPU, menepis keraguan dan kecemasan sejumlah kalangan bahwa Pemilu 2024 tak jadi dilaksanakan.

Presiden Jokowi memang tak menghadiri acara peluncuran tahapan Pemilu yang digelar KPU. Namun, itu tak menyurutkan keyakinan banyak orang bahwa pemerintah akan tetap menggelar Pemilu, momen yang sudah lama ditunggu.

Jumlah Pemilih

KPU mencatat, ada sebanyak 190.573.769 orang yang masuk dalam Data Pemilih Berkelanjutan (DPB) untuk Pemilu 2024 per Maret 2022.

Angka ini berasal dari 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, 7.224 kecamatan, 83.229 desa/kelurahan dan 695.102 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Data ini nantinya akan disandingkan dengan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) Semester 2 tahun 2021 dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang diterima KPU RI pada 24 Mei 2022.

Sementara Kemendagri memperkirakan, jumlah DP4 pada Pemilu 2024 sekitar 206.689.516 jiwa.

Antusias

Penyumbang terbesar dalam DPB dan DP4 pada Pemilu 2024 adalah generasi X,Y dan Z.

Mereka akan mendominasi jumlah pemilih pada Pemilu serentak yang akan memilih anggota parlemen (DPR RI, DPD RI, DPRD I, DPRD II) dan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden secara bersamaan ini.

Hasil survei tim Riset dan Analitik Kompas Gramedia Media bersama dengan Litbang Kompas menunjukkan, Generasi Y dan Z sangat antusias untuk mengikuti Pemilu.

Gen Y atau kerap disebut kaum milenial adalah anak-anak muda yang lahir tahun 1981-1996. Sementara dan Gen Z lahir antara tahun 1997-2012.

Hasil survei menunjukkan, sebanyak 86,7 persen menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Sementara 10,7 persen masih menimbang dan 2,6 persen lainnya menolak mengikuti pesta demokrasi lima tahunan ini.

Data ini mengejutkan sekaligus menggembirakan. Pasalnya, selama ini banyak yang menganggap anak muda, khususnya Gen Y dan Z cenderung apolitis dan apatis dengan politik, khususnya politik praktis.

‘Generasi baru’ ini dinilai lebih tertarik dengan karir dan ekonomi.

Pemilu untuk semua

Pemilu adalah hajat bangsa. Semua warga negara Indonesia atau WNI (seharusnya) berkepentingan dengan agenda ini.

Pemilu bukan hanya urusan KPU dan Bawaslu, apalagi partai dan elite politik. Pemilu seharusnya menjadi tools untuk mengevaluasi sekaligus menjalankan demokrasi.

Pemilu seharusnya menjadi harapan baru, bukan sekadar anggota parlemen atau presiden dan wakil presiden baru.

Pemilu idealnya menjadi wadah bagi semua warga negara untuk ikut serta menentukan nasib dan arah masa depan bangsa.

Mimpi itu bisa terealisasi jika penyelenggara Pemilu bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi ini. Hal ini bisa terjadi jika semua warga negara merasa menjadi bagian dari agenda lima tahunan ini.

Selain edukasi, transparansi dan independensi para penyelenggara Pemilu menjadi kunci. Pemilu bukan hanya milik partai dan elite politik, tetapi punya semua anak bangsa.

Untuk itu, semua kalangan harus memastikan pesta demokrasi ini bisa berjalan dengan baik dan benar, serta sesuai aturan dan perundang-undangan.

Media massa, sebagai bagian dari bangsa harus mengambil peran guna memastikan pesta demokrasi ini selaras dengan konstitusi.

Suara rakyat, siapapun dan di manapun harus didengarkan karena merekalah pemilik kedaulatan.

KompasTV sebagai bagian dari keluarga besar KG Media berkomitmen untuk mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah dengan meluncurkan Rumah Pemilu 2024.

Rumah Pemilu ini diharapkan bisa menjadi kanal bagi semua anak bangsa untuk memastikan Pemilu 2024 bisa berjalan dengan baik, lancar dan benar serta didedikasikan untuk semua.

Rumah Pemilu ini juga ingin mendorong agar Pemilu 2024 ini tak hanya menjadi ajang kontestasi, namun menjadi sarana rekonsiliasi.

Semua stakeholder Pemilu akan hadir dan mengikuti launching Rumah Pemilu ini. Mulai dari KPU, Bawaslu, partai politik hingga perwakilan Gen X,Y dan Z.

Acara ini juga akan diramaikan band Cokelat. Saksikan acaranya di Satu Meja The Forum Spesial Rumah Pemilu, Rabu (15/6/2022), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com