Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Motor Diimbau Tak Pakai Sandal Jepit, Korlantas: Tidak Ada Perlindungannya..

Kompas.com - 15/06/2022, 09:52 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Firman Shantyabudi mengimbau masyarakat untuk tidak lagi mengenakan sandal jepit saat mengendarai motor.

Firman mengajak para pengendara pemotor untuk memilih mengenakan sepatu demi alasan keselamatan. Menurutnya, sandal jepit tidak bisa melindungi tubuh saat terjadi kecelakaan lalu lintas.

“Mohon maaf saya bukan me-stressing pakai sandal jepitnya, tidak ada perlindungan pakai sandal jepit itu. Karena kalau sudah pakai motor, kulit itu bersentuhan langsung dengan aspal, ada api, ada bensin, ada kecepatan. Makin cepat makin tidak terlindungi kita, itulah fatalitas,” kata Firman di dalam keterangannya, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Bahaya Jangan Mengendarai Motor Pakai Sandal Jepit

Firman mengatakan, komitmen untuk menjaga ketertiban harus dimulai dari diri sendiri.

Masyarakat, kata dia, juga dapat membantu memunculkan kesadaran dengan mengajarkan dan mencontohkan hal-hal baik kepada anak-anak serta lingkungan sekitarnya.

“Jadi jangan kasih contoh dikira anaknya nggak ngerti bapaknya bilang ‘Deket aja Pak di situ’, biar nggak pakai helm, naik motor pakai sandal jepit,” imbuh dia.

Selain itu, Firman berharap masyarakat tidak mengeluhkan soal biaya yang harus digunakan untuk membeli sepatu.

Ia menilai, hal itu tidak sebanding dengan perlindungan yang didapatkan apabila terjadi kecelakaan lalu lintas.

Baca juga: Stop Kebiasaan Nyetir Pakai Sandal Jepit, Ini Bahayanya

“Kalau dibilang sepatu mahal, baju pelindung mahal, ya lebih mahal mana dengan nyawa kita. Tolong itu dijadikan pertimbangan sehingga untuk keluar sudah siap dengan perlengkapan yang ada. Ini gunanya helm standar, pakai sepatu,” tutur dia.

Tak hanya itu, Firman pun berharap kesadaran masyarakat dalam berkendara secara aman bisa terbangun.

Nantinya, lanjut dia, hal itu diharapkan bisa menjadi kebiasaan masyarakat, bukan karena diawasi petugas.

“Itu bentuk perlindungan kita kepada masyarakat yang ingin kita bangun sehingga patuh menjadi bagian, bukan lagi karena ada petugas,” terang Firman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com