JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua ormas Pejuang Bravo Lima, Jenderal (Purnawirawan) Fachrul Razi, membenarkan Ketua Pemuda Bravo Lima, Ali Fanser Marasabessy, adalah salah satu orang yang menyaksikan pemukulan terhadap anak politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Indah Kurnia, Justin Frederick, di Tol Dalam Kota pada Sabtu (4/6/2022) kemarin.
"Iya memang betul (Ali Fanser Marasabessy Ketua Pemuda Bravo Lima)," kata Fachrul saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/6/2022).
Dalam rekaman video amatir yang beredar di media sosial, Ali Fanser nampak hanya menyaksikan pemukulan terhadap Justin. Dia bahkan sempat beradu mulut dengan Justin setelah pelaku pemukulan menghentikan perbuatannya.
Fachrul juga menyatakan dia menyesalkan peristiwa kekerasan.
"Tidak boleh apapun alasannya melakukan tindakan di luar hukum. Apapun alasannya, harus diproses secara hukum," ujar Fachrul.
Fachrul mengatakan, dia sepenuhnya menyerahkan seluruh proses hukum kepada Polda Metro Jaya.
"Saya serahkan seluruh proses hukumnya kepada Polda Metro Jaya. Saya juga belum terima laporan duduk perkaranya bagaimana dari Polda," ucap Fachrul.
Baca juga: Pemukulan Anak Politikus PDI-P Dipicu Serempetan dengan Mobil Berpelat RFH
Bravo 5 mulanya merupakan kelompok relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dibentuk sejak 2014. Yang menggagas nama tim relawan itu adalah Luhut Binsar Pandjaitan, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Sejumlah purnawirawan TNI yang tergabung dalam relawan Bravo 5 adalah Kasum TNI Letjen (Purn) Suaidi Marasabessy, Letjen TNI (purn) Sumardi, Mayjen TNI (purn) Heriyono Harsoyo, Mayjen TNI (purn) Zainal Abidin, Mayjen TNI (purn) Heriyadi, Brigjen TNI (purn) Paulus Prananto dan mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (purn) Marsetio.
Saat dihubungi terpisah, Suaidi Marasabessy membantah informasi yang menyebut sang anak diduga terlibat pemukulan itu.
"Maaf saya Pak Suaidi Marasabessy. Yang terlibat bukan anak saya. Terima kasih," kata Suaidi melalui pesan WhatsApp.
Nama kelompok itu diambil dari kata Bravo dan nomor 5 yang menunjukkan kediaman Luhut di Jalan Banyumas Nomor 5, Menteng, Jakarta Pusat.
Tim relawan itu kemudian vakum setelah pasangan Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014. Mereka kembali aktif menjelang Pilpres 2019 dan dipimpin oleh Fachrul Razi.
Baca juga: Anaknya Jadi Korban Pemukulan di Tol Jakarta, Politisi PDI-P: Saya Prihatin dan Sedih Sekali
Mereka juga memindahkan markas dari rumah Luhut ke Jalan Maluku Nomor 32, Menteng.
Tim relawan itu lantas diresmikan menjadi organisasi massa pada 1 Februari 2020 dan namanya diubah menjadi Pejuang Bravo Lima (PBL).