Namun, Prabowo mengatakan, baik Gerindra maupun Nasdem memiliki konstituen sendiri-sendiri sehingga aspirasi mereka harus juga dipertimbangkan.
"Ya tapi kan beliau pemimpin partai, saya pemimpin partai. Kita kan nggak bisa bertindak karena kita teman, kita atur sendiri-sendiri, kan nggak bisa," ucap Prabowo, Rabu.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga mengungkapkan kriteria yang tepat untuk calon presiden 2024.
Selain seorang WNI yang sehat jasmani dan rohani, kata dia, sosok tersebut haruslah yang berkomitmen dan setia kepada Indonesia, juga berpengalaman.
"Sosok yang sungguh-sungguh komit dan setia kepada Pancasila, UUD 1945 seutuhnya. Tidak sebagai mantra, tapi seutuhnya. Saya kira itu kriteria yang paling penting," kata Prabowo.
"Kalau bisa yang berpengalaman," sambungnya.
Baca juga: Gerindra: Deklarasi Prabowo sebagai Capres Akan Diumumkan pada Waktu yang Tepat
Prabowo kemudian ditanya kembali soal peluangnya mencalonkan diri maju dalam Pilpres 2024. Dia mengatakan, siapa saja bisa menjadi capres, bukan hanya dirinya.
"Ya nggak harus Prabowo, siapa saja," katanya.
Melihat ini, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, Prabowo tengah berupaya membuka "pintu-pintu" koalisi untuk Pemilu 2024.
Ari berpendapat, kunjungan Prabowo ke sejumlah tokoh mulai dari Megawati, tokoh-tokoh pesantren, termasuk Surya Paloh, sarat akan muatan politis.
"Safari politik Menteri Pertahanan di Kabinet Kerja Jokowi-Amin ini juga mendatangi tokoh-tokoh di kalangan pondok pesantren dan elite-elite politik lain. Bisa dimaknai ini adalah cara Prabowo yang ingin membuka 'pintu-pintu' koalisi," kata Ari kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).
Baca juga: Momen Haru Prabowo Menahan Air Mata Saat Bertemu Istri Eks Komandannya
Menurut Ari, Prabowo tengah berusaha menjadi ice breaker atau mencairkan suasana politik usai tiga partai yakni Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendeklarasikan poros baru bernama Koalisi Indonesia Bersatu.
Selain itu, dalam waktu dekat Nasdem bersiap menggelar rapat kerja nasional (rakernas) sekaligus deklarasi nominasi capres.
Prabowo, kata Ari, merasa belum aman lantaran PDI-P tak kunjung memberikan kejelasan soal kemungkinan koalisi di 2024.
"Gerindra dan Prabowo merasa belum aman mengingat sinyal koalisi dari PDI-P belum juga nampak," ucap Ari.