Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syarif Ali
Dosen UPN Veteran Jakarta

Lulusan S 2 Administrasi Publik STIA LAN RI tahun 2005. Bekerja di Badan Kepegawaian Negara (BKN) 1985-2014. Menjadi Ketua Delegasi Indonesia Jepang-ASEAN for the 21 Century (1991), Anggota Delegasi ASEAN Compendium on Civil Service Performance Appraisal, Thailand (2007). Mengikuti workshop reformasi birokrasi di Korea (2010 dan 2011), ASEAN Case Study Workshop, Malaysia (2004), ASEAN Leadership, Thailand (2009), T & D Conference, Taiwan (2013), Senior Government Employee workshop, Jepang (2000), Comparative Study, Singapore (2010), dan Comparative Study on PM, Thailand (2008). LO dalam ACCSM Preparatory Meeting, Bandung 2007. Mutasi ke Kemenristek tahun 2014, menjadi Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FISIP UPN Veteran Jakarta. Melakukan penelitian dan PKM, menerbitkan jurnal nasional dan internasional.

Manajemen ASN Hijau untuk Menghijaukan IKN Nusantara

Kompas.com - 27/05/2022, 11:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sekali layar terkembang
Pantang biduk surut ke pantai

PENGGALAN puisi Asrul Sani (2018) sepertinya menggambarkan tekad pemerintah untuk mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Samboja dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur.

“Memang butuh keberanian, ada risikonya dari situ. Tetapi kita tahu, kita ingin pemerataan bukan Jawa sentris, tetapi Indonsia sentris,” terang Presiden Jokowi.

Tak lupa, Presiden juga menyebutkan dua Presiden pendahulunya, Soekarno yang memiliki gagasan memindahkan ibu kota negara ke Palangkaraya tahun 1957.

Dan Soeharto yang memilih Kecamatan Jonggol Jawa Barat. Namun gagasan besar itu tidak terwujud.

Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2022 Tentang Otorita Ibu Kota Nusantara merupakan cerminan langkah terbaru pemerintah untuk mewujudkan gagasan hijrah ibu kota.

Seperti apa IKN yang diharapkan pada 10 tahun mendatang? Hampir pasti jawabannya sama dengan penduduk Vin Yen, kota padat industri manufaktur dan juga menjadi logistic hub di Vietnam, yakni hijau, bersih, segar, pepohonan yang rimbun, taman yang bertebaran, tersedia tempat anak-anak bermain, sedikit kendaraan, kota yang menyenangkan dan modern.

Karenanya pemerintah kota Vin Yen sangat serius memperhatikan manajemen pembuangan air kotor, ketersediaan air bersih, pengelolaan sampah, dan mitigasi banjir. Proyek ini menjadi bagian penting terjaganya sustainable development.

Lingkungan hijau

IKN akan dibangun dengan mengutamakan kehijauan. Sebesar 70 persen wilayah Kecamatan Samboja dan Sepaku diperuntukkan untuk ruang hijau.

Dibandingkan dengan DKI Jakarta, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah mengatakan ruang hijau milik pemerintah daerah Jakarta hanya 9,2 persen.

Penelitian Dzarul Azwar (2009) menemukan adanya pengaruh ketersedian pepohonan yang rimbun di sepanjang jalan dan taman di pemukiman terhadap kualitas hidup penduduk perkotaan.

Selain 70 persen untuk ruang hijau, 80 persen menggunakan transportasi publik, 80 persen menggunakan energi terbarukan dan 10 minutes city.

“Jadi prioritas adalah pejalan kaki nomor paling atas, kedua yang naik sepeda, ketiga yang suka naik transporasi umum, jadi bukan yang naik mobil pribadi,” tegas Jokowi.

Berjalan kaki dengan nyaman akan menjadi kemewahan di IKN sekaligus menyehatkan. Apa obat yang terbaik buat manusia? Dokter Yunani kuno, Hippocrates, mengatakan: berjalan kaki!

Lingkungan dengan fasilitas jalan kaki yang hijau berpengaruh secara positif meningkatkan usia hidup manusia lanjut usia di perkotaan (T Takano, dkk., 2002).

Pendapat Takano diteguhkan oleh Wolch, dkk, (2014) bahwa lingkungan hijau berpengaruh terhadap tingkat kematian, penyakit kronis, dan perlindungan terhadap kesehatan.

IKN berpotensi menjadi magnet baru terjadinya urbanisasi, seperti halnya kota Hangzou, China.

Antara tahun 1980 hingga 2009 jumlah penduduk membengkak hingga 431 juta. Dampaknya terjadi polusi, kerusakan lingkungan, perubahan gaya hidup dan konsumi yang tak pelak lagi menyebabkan obesitas, diabetes, jantung, dan penyakit lainnya.

Secara individu, kita bisa menerapkan perilaku untuk menjaga lingkungan, seperti: menyadari keterbatasan sumber daya alam, menjadi pegiat konservasi, menanam pohon, menghemat pemakaian air, mematikan listrik dan alat elektronik yang tidak digunakan, menghindari konsumsi daging, dan tidak membuang sampah sembarangan.

Dalam tataran sains, lingkungan, biologi, kimia, epidemik, sosial, ekonomi, perilaku organisasi, dan informatika dapat memberikan kontribusi menjadikan IKN hijau.

Lalu, bagaimana manajemen ASN berperan menjadikan IKN hijau? Tentu bermetamorfosis manajemen ASN hijau.

Manajemen ASN hijau

Penulis mengartikan Manajemen ASN hijau sebagai kebijakan, praktik, dan sistem yang menstimulasi perubahan jangka panjang perilaku hijau ASN sehingga memiliki sensitivitas terhadap lingkungan, menggunakan sumber daya secara efisien, yang menjadi prasyarat organisasi publik pro-lingkungan.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2022 disebutkan Pegawai ASN yang terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) akan menjadi perangkat Otorita Ibu Kota Nusantara.

Artinya di pundak ASN, pelaksanaan persiapan, pembangunan, dan pemindahan IKN serta penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Khusus IKN. Karena itu, pegawai ASN memiliki peran sentral untuk menjadikan IKN hijau.

Pengangkatan perangkat Otoritas IKN melalui peralihan status atau penugasan. Khusus Jabatan Pimpinan Tinggi Madya berdasarkan penugasan/penunjukan oleh Presiden.

Sedangkan jabatan Administrator dan Fungsional ditunjuk dan diangkat oleh Kepala Otorita IKN.

Praktik dan kebijakan Manajemen ASN hijau

Penelitian Albert Kurniwan Purnomo (2021) menyebutkan kegiatan konsep hijau dikaitkan dengan manajemen sumber daya manusia meliputi: rekrutmen dan seleksi hijau, pelatihan dan pengembangan hijau, kompensasi dan penghargaan hijau, dan penilaian kinerja hijau.

Penghijauan Manajemen ASN dapat melalui:

1. Karena pengadaan ASN IKN melalui peralihan status atau penugasan, maka dalam ikhtisar jabatan (job description) perlu ditambahkan agar semua hasil kegiatannya juga ditujukan untuk terjaganya kehijauan IKN.

2. Dalam uraian tugas yang diemban ASN, penting untuk ditambahkan “melaksanakan tugas lainnya dan menjaga keharmonisan alam”.

3. Pengayaan kurikulum pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan menambahkan materi lingkungan hijau sebagai mata diklat.

4. Mempertimbangkan promosi dalam pangkat dan jabatan ASN dengan bukti keikutsertaan dalam upaya menjadikan IKN hijau.

5. Penilaian kinerja ASN selain menilai capaian kinerja utama, maka penilaian juga termasuk kinerja tambahan yang berkaitan dengan target penghijauan.

Sebagai bagian dari reformasi birokrasi, ASN memiliki kewajiban untuk mengembangkan dan mengelola dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerja sebagai agen perubahan dan IKN hijau menjadi ajang pembuktian.

Biduk harus terus berlayar menuju pelabuhan, sekarang atau tidak sama sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com