JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Hurriyah mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) betul-betul memanfaatkan sistem informasi digital untuk memudahkan penyelenggaraan pemilu.
Ia mengatakan, pemanfaatan teknologi harus dipastikan betul-betul bermanfaat untuk semua. Bukan hanya para peserta pemilu, melainkan juga kepada para pemilih yaitu masyarakat.
"Bukan kemudian mengabaikan gitu ya atau mengenyampingkan semuanya demi penggunaan teknologi. Karena kalau kayak gitu, artinya teknologi bukan ditujukan untuk memudahkan, tetapi semata-mata untuk gaya-gayaan," kata Hurriyah dalam diskusi virtual Kode Inisiatif Minggu (22/5/2022) bertajuk "Kesiapan Penyelenggaraan Pemilu dan Teknologi Informasi".
Baca juga: KPU Rencanakan Pendaftaran Parpol Peserta Pemilu Agustus 2022, Bakal Gunakan Sipol
Hurriyah berpandangan, persoalan mengenai pemanfaatan teknologi dalam Pemilu betul-betul penting dibicarakan.
Sehingga, semestinya persoalan itu dibicarakan dalam jangka panjang oleh penyelenggara pemilu.
Dia pun meminta agar ke depannya, terkait pemanfaatan teknologi digital dibahas dalam waktu di luar penyelenggaraan pemilu.
Hal ini berkaca karena untuk Pemilu 2024 saja, pemanfaatan teknologi digital baru dibicarakan dua atau tiga tahun sebelumnya.
"Jangan sampai kemudian baru menjelang Pemilu, kita membahas hal yang sama, baru menjelang Pemilu, kita mendiskusikan bagaimana soal pemanfaatan teknologi gitu ya," ujarnya.
Padahal, menurut Hurriyah, persoalan mengenai penyelenggaraan pemilu, dari tahun ke tahun selalu sama.
Misalnya, mengenai pendaftaran peserta pemilu yang kerap menjadi hal krusial bagi penyelenggara maupun partai politik calon peserta.
"Tetapi entah kenapa masalah itu kok selalu muncul gitu ya. Setiap pemilih, dibicarakan lagi baru kemudian dibahas lagi, apa kira-kira solusinya," sesal Hurriyah.
Baca juga: Maksimalkan Sirekap di Pemilu 2024, Komisioner KPU: Penyerahan Hasil Suara Bisa Format Digital
Hal tersebut pun, lanjut Hurriyah, kerap membuat masyarakat sebagai pemilih dalam Pemilu merasa kebingungan.
Ia menilai, penyelenggara pemilu hanya kerap memperbanyak istilah dalam pemanfaatan teknologi.
Padahal, ada hal yang lebih penting, misalnya bagaimana solusi untuk persiapan keamanan dari sebuah teknologi yang akan dimanfaatkan.
"Ini juga menjadi sangat penting. Apalagi yang namanya teknologi sekarang begitu ya. Hackers dan lain sebagainya, itu kan yang mereka luar biasa. Kita harus selalu, bahwa akan ada peluang penyalahgunaan sebuah teknologi, akan ada pihak-pihak yang mungkin ingin mengacaukan atau mengganggu penggunaan teknologi," pesan Hurriyah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.