Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Korsel: Megawati Telah Lama Berkontribusi dalam Perdamaian di Semenanjung Korea

Kompas.com - 11/05/2022, 13:35 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan, Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri adalah sosok yang telah lama berkontribusi dalam perdamaian di Semenanjung Korea.

Hal itu disampaikan Suk-yeol saat bertemu dengan Megawati di Istana Kepresidenan Korea Selatan, Seoul, Rabu (11/5/2022) pagi waktu setempat.

"Suatu kemuliaan bagi saya bisa bertemu dengan Ibu Megawati yang telah lama memberikan kontribusi dalam peningkatan perdamaian di semenanjung Korea,” kata Suk-yeol, dikutip dari siaran pers, Rabu.

Baca juga: Pemerintah dan Rakyat Korsel Anggap Megawati Tokoh Penting, Diyakini Bawa Perdamaian Abadi di Korea

Suk-yeol mengatakan, Megawati telah menjalin tali silaturahmi yang sangat erat dengan Korsel dan ia berharap Megawati senantiasa memberi perhatian dan dukungan kepada negaranya.

Suk-yeol menilai, Korsel dan Indonesia sama-sama telah melewati perjalanan sejarah yang berliku hingga kedua negara berhasil meraih demokrasi dan mencapai perkembangan ekonomi.

Menurut dia, pengalaman tersebut menjadi bagian penting dalam membangun kerja sama yang spesial antara kedua negara.

"Indonesia merupakan satu-satunya negara di kawasan ASEAN yang menjadi mitra khusus atau special partner bagi Korsel. Selama setengah abad ini Indonesia dan Korsel melakukan loncatan besar di bidang kerjasama,” kata Suk-yeol.

Baca juga: Profil Yoon Suk-yeol, Presiden Baru Korsel yang Sebut Megawati dalam Pidato Pelantikannya

Suk-yeol pun menyinggung status Indonesia sebagai presidensi G-20 pada tahun 2022 dan akan memegang keketuaan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada tahun depan.

"Terkait dengan dua hal tersebut, kami berharap Indonesia terus menerus dapat menunjukkan kepemimpinannya juga memberikan dukungan dan perhatian kepada Korea Selatan,” ujar Suk-yeol.

Menanggapi itu, Megawati menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Suk-yeol.

Ketua umum PDI-P itu pun menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo ataas pelantikan Suk-yeol sebagai presiden ke-20 Korsel.

"Pada kesempatan yang sangat baik ini saya pribadi dan keluarga, dan atas nama Presiden Joko Widodo, sekali lagi ingin menyampaikan selamat atas menjadi presiden ke 20 Korea Selatan,” kata Megawati, dikutip dari siaran pers, Rabu.

Baca juga: Megawati Diminta Jadi Utusan Khusus Korsel untuk Damaikan Dua Korea

"Dan beliau (Jokowi) menyampaikan secara pribadi, menyampaikan salam hormat saya dan tolong sampaikan undangan pada suatu saat nanti (Presiden Yoon Suk Seol) dapat berkunjung ke Indonesia,” imbuh dia.

Dalam pertemuan ini, Megawati didampingi oleh Duta Besar RI di Korsel Gandi Sulistyanto, Bendahara Umum DPP PDI-P Olly Dondokambey, Ketua DPP PDI-P Rokhmin Dahuri, dan Direktur Hubungan Luar Negeri DPP PDI-P Hanjaya Setiawan.

Adapun pertemuan tersebut digelar setelah Megawati menghadiri pelantikan Yuk-seol sebagai presiden Korsel, Selasa (10/5/2022) kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com