JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak tidak menular ke manusia.
Namun demikian, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, kewaspadaan tetap diperlukan. Pasalnya, transmisi penyakit dari hewan ke manusia tetap dimungkinkan terjadi, meski potensinya sangat kecil.
"Kalau namanya potensi memang kecil, tapi kecil bukan berarti nol," ujar Dicky kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2022).
Ia menjelaskan, perubahan iklim, perubahan perilaku manusia, hingga ekosistem kian meningkatkan potensi terjadinya lompatan penularan virus dari hewan dan manusia.
Untuk itu, belajar dari masa pandemi Covid-19, pemerintah dan masyarakat perlu merespon secara cepat penyakit hewan dan manusia yang saat ini ditemukan pada ratusan ternak di Jawa Timur tersebut.
Baca juga: Berikut Ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku yang Menyerang Hewan Ternak
"Dan bahwa di hewan juga ada karantina, sebenarnya dikenal itu. Dan ini harus melibatkan para ahli kesehatan hewan dan responsnya tidak bisa soliter, tidak bisa parsial," ujar Dicky.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan tidak menular ke manusia.
Meski demikian, penyakit tersebut memang memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir dan panik terhadap penyebaran penyakit yang menyerang ternak tersebut.
“Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia, dan pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting,” ujar Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/5/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.