Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Kenaikan Covid-19 Akibat Lebaran Terlihat 25 Hari ke Depan

Kompas.com - 09/05/2022, 16:11 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah terus memantau kemungkinan kenaikan kasus Covid-19 selama beberapa hari ke depan.

Merujuk pengalaman libur Lebaran dan Natal periode lalu, kenaikan kasus virus corona terjadi antara 27-34 hari pasca-hari libur.

"Kenaikan akan mulai terjadi di hari ke-27 sampai hari ke-34 sesudah hari rayanya," kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (9/5/2022).

Budi mengatakan, hari ini merupakan hari ketujuh usai libur Lebaran. Oleh karenanya, pemerintah masih akan melakukan pemantauan sekitar 25 hari ke depan untuk memastikan apakah terjadi kenaikan kasus Covid-19 atau tidak.

"Kami mengusulkan ke bapak presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20-25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama seperti liburan Lebaran dan liburan Natal dan tahun baru sebelumnya," ucap Budi.

Baca juga: Luhut: Mudik Lebaran 2022 Sangat Sukses, tapi Kita Tak Bisa Jumawa

Selain kenaikan kasus akibat libur Lebaran, lanjut Budi, pemantauan dilakukan terhadap kemungkinan varian baru virus corona.

Dia mengatakan, beberapa negara mengalami kenaikan kasus Covid-19. Di Taiwan dan Amerika misalnya, kasus meningkat akibat varian BA.2 yang kasusnya sudah banyak ditemukan di Indonesia.

Varian BA.2 juga dominan di negara-negara lain seperti Inggris dan India, tetapi, seperti tren di Indonesia, kasusnya tidak meningkat pesat.

Di Afrika Selatan, terjadi kenaikan kasus yang disebabkan oleh varian baru BA.4 dan BA.5. Namun demikian, peningkatannya masih terbilang sedikit.

"Kita terus melakukan monitoring bersama dengan WHO (World Health Organization) mengenai varian-varian baru ini," kata Budi.

Baca juga: Sejauh Mana Dampak Mudik terhadap Kasus Covid-19? Ini Kata Epidemiolog

Selain melakukan pemantauan, lanjut Budi, ke depan pemerintah akan terus melanjutkan vaksinasi Covid-19.

Terhitung sejak Januari 2021 hingga minggu lalu, angka vaksinasi sudah mencapai 406 juta dosis. Jumlah tersebut disuntikkan ke 199,4 juta penduduk Indonesia.

"Dalam waktu 16 bulan kita sudah berhasil menyuntikan 406 juta dosis vaksin ke seluruh masyarakat Indonesia," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com