Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilaporkan Ada 4 Tambahan Kasus Diduga Hepatitis Akut di Luar Jakarta

Kompas.com - 06/05/2022, 05:55 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini dilaporkan ada empat kasus dugaan penularan Hepatitis Akut di luar Jakarta.

Laporan tersebut mengidentifikasi terjadinya sindrom kuning pada anak. Namun, Nadia menegaskan seluruh laporan kejadian itu masih diverifikasi lebih lanjut.

"Ada beberapa laporan sindrom kuning tapi masih verifikasi ya. Ada tambahan kasus yang dilaporkan sejak kewaspadaan dilakukan. Sebanyak 3-4 kasus yg dilaporkan dalam proses verifikasi," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (5/5/2022).

Baca juga: Waspadai Hepatitis Akut, 114 Orang di Jatim Suspect Jaundice Akut, Ini Imbauan Dinkes

Nadia mengungkapkan, semua kejadian tersebut berada di luar Jakarta.

"Ada di sejumlah daerah di luar Jakarta," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak tiga pasien anak yang dirawat di RS Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia diduga karena terjangkit Hepatitis akut misterius.

Menurut Nadia, ketiga pasien yang meninggal ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Pihaknya menyebut Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir usai WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak yang belum diketahui penyebabnya ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Baca juga: Apakah Hepatitis Akut Misterius Bisa Menyerang Orang Dewasa?

Nadia pun menjelaskan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta melakukan investigasi kontak untuk mengetahui faktor risiko terhadap diduga tiga kasus Hepatitis Akut pada anak.

Berdasarkan hasil investigasi, tiga anak yang meninggal dunia tersebut datang ke RS dalam kondisi stadium lanjut.

“Berdasarkan hasil investigasi kontak terhadap kasus yang meninggal dunia, ketiganya datang ke fasilitas kesehatan pada kondisi stadium lanjut," ujar Nadia dalam konferensi pers secara virtual pada Kamis.

"Sehingga hanya memberikan sedikit waktu bagi tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan pertolongan” lanjutnya.

Dia menjelaskan, pada ketiga kasus ini, anak berusia 2 tahun belum mendapatkan vaksinasi hepatitis, usia 8 tahun baru mendapatkan vaksinasi hepatitis satu kali, dan usia 11 tahun sudah mendapatkan vaksinasi.

Ketiganya terkonfirmasi negatif Covid-19.

Baca juga: Hepatitis Akut Menular Lewat Saluran Cerna dan Napas, Ini Cara Mencegahnya

Kemudian, berdasarkan hasil investigasi juga didapati bahwa satu anak memiliki penyakit penyerta.

Nadia pun menegaskan, sampai saat ini ketiga kasus ini belum bisa digolongkan sebagai penyakit Hepatitis Akut dengan gejala berat.

"Akan tetapi masuk pada kriteria pending klasifikasi karena masih ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan terutama pemeriksaan adenovirus dan pemeriksaan Hepatitis E yang membutuhkan waktu antara 10 sampai 14 hari ke depan," paparnya.

Selain Itu, Nadia mengonfirmasi tidak ditemukan riwayat hepatitis dari anggota keluarga lain dari ketiga anak ini.

"Dan juga tidak ditemukan anggota keluarga lain yang memiliki gejala sama. Keluhan utama yang disampaikan dari saluran cerna, mengalami keluhan mual, muntah, dan diare hebat," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com