Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasati Situasi Sulit, Moeldoko Ajak Warga Tanam Cabai di Rumah

Kompas.com - 19/04/2022, 17:29 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengajak masyarakat untuk menyiasati situasi sulit saat ini.

Terutama menghadapi berbagai kenaikan harga bahan pangan di dalam negeri. Misalnya jika harus menghadapi kenaikan harga cabai.

“Bagaimana caranya, mari tanam cabai di rumah masing-masing. Jadi saat harga cabai mahal enggak bingung," ujar Moeldoko dalam keterangan persnya, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Tomang Tembus Rp 100.000 Per Kg, Pedagang Mengeluh Penjualan Turun

"Saya sudah melakukannya. Kalau enggak percaya silakan datang ke rumah saya,” ungkapnya.

Moeldoko mengaku memahami masyarakat saat ini resah dengan kenaikan harga barang-barang, terutama pada komoditas pangan dan energi.

Dia memastikan pemerintah sudah bekerja keras untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk soal pengendalian harga komoditi dalam negeri.

Namun, menurutnya yang jadi masalah adalah situasi saat ini lebih banyak dipengaruhi kondisi ekonomi dunia.

Yakni terjadi lonjakan harga komoditas global dan disrupsi rantai pasok dunia akibat krisis geopolitik antara ukraina dan Rusia.

“Saya harap masyarakat bisa memahami, mengelola negara itu tidak hanya dengan memikirkan kondisi dalam negeri. Tapi bagaimana situasi global sungguh ikut mempengaruhi,” ungkap Moeldoko.

Baca juga: Harga Cabai di Pasar Tangsel Melonjak, Pedagang Sayur: Setiap Mau Bulan Puasa Selalu Begini

Meski demikian, mantan Panglima TNI ini mengaku optimistis, Indonesia mampu bertahan dapat melewati dampak krisis ekonomi global.

Syaratnya dengan masyarakat dan pemerintah yang terus berusaha.

“Saya harap masyarakat bisa kreatif. Mari kita (pemerintah dan masyarakat) sama-sama berusaha dan bekerja. Karena Pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri,” tambah Moeldoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com