Lalu, Gus Yaqut disebut menyampaikan berbagai tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam mewujudkan kohesivitas berbangsa yang satu.
Dalam hal ini, Menag Yaqut meminta Pancasila betul-betul dipahami semangatnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang rukun, aman dan bergotong royong.
"Semua menyepakati pentingnya menggandeng seluruh komponen bangsa agar membangun kesadaran terhadap berbagai ancaman yang bersifat ideologis yang bertujuan memecah belah bangsa," tutur Hasto.
Dari situ, imbuh Hasto, Megawati berulang kali mengucap syukur menjadi warga negara Indonesia yang memiliki dasar Pancasila.
Sebab, tanpa Pancasila tidak akan ada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pembumian Pancasila melalui jalan Trisakti itulah yang harus dikedepankan," terang dia.
Baca juga: Puan Sambangi PBNU Temui Gus Yahya, 3 Elite PDI-P Ikut Mendampingi
Hasto mengatakan, PDI-P memandang NU memiliki peran yang begitu besar dalam sejarah perjuangan bangsa.
PDI-P mencatat bahwa sejarah kepeloporan NU sejak berdiri pada 1926 memiliki visi dalam membangun semangat kebangsaan, menggelorakan tekad perjuangan kemerdekaan Indonesia saat melawan penjajah.
"Serta berperan sangat penting dalam konsolidasi negara guna membangun kepemimpinan Indonesia bagi dunia," kata Hasto.
Selain itu, NU juga dinilai memiliki peran sentral sebagai perekat bangsa dan sangat kokoh membumikan Pancasila serta konstitusi dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.