Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19: Varian Baru Corona XE Lebih Menular dari BA.2

Kompas.com - 05/04/2022, 18:53 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, varian baru virus Corona XE yang pertama kali ditemukan di Inggris lebih menular dari Subvarian Omicron BA.2

Varian baru XE merupakan kombinasi dari Subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.

"Berdasarkan data awal didapati bahwa kemampuan penularan varian XE sekitar 10 persen lebih tinggi dari Subvarian Omicron BA.2," kata Wiku dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (5/4/2022).

Baca juga: WHO Laporkan Varian Baru Virus Corona XE di Inggris, Apa Itu?

Wiku mengatakan, hingga saat ini, varian XE belum terdeteksi di Indonesia.

Namun, pemerintah terus memantau perkembangan varian XE dan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyesuaian kebijakan.

"WHO juga menekankan perlunya penelitian lebih lanjut terkait temuan awal ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Wiku meminta masyarakat untuk tidak panik berlebihan terhadap munculnya varian XE. Sebab, rekombinasi virus sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain Corona.

"Ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita," ucap dia.

Sebelumnya, varian Covid-19 yang disebut sebagai XE telah diidentifikasi pertama kali di Inggris pada 22 Maret 2022.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris melaporkan ada 637 kasus XE yang telah diidentifikasi saat itu. Sementara, varian XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022.

Dikutip dari ABC, Selasa (5/4/2022), varian ini merupakan kombinasi dari varian Omicron asli BA.1 dan subvarian atau "Omicron Siluman" BA.2.

Jenis kombinasi ini dikenal sebagai varian rekombinan.

Ahli epidemiologi dan kepala inovasi di Rumah Sakit Anak Boston, John Brownstein mengatakan, varian rekombinan terjadi berulang-ulang.

"Ini terjadi berulang-ulang. Faktanya, alasan mengapa ini adalah rekombinan varian XE adalah karena kami sudah memiliki XA, XB, XC, XD, dan tidak ada satupun yang menjadi perhatian nyata," ujar Brownstein.

Indikasi awal dari Inggris menunjukkan XE bisa sedikit lebih menular daripada BA.2.

Hal ini diduga dari banyaknya kasus XE sebesar 1 persen dari total kasus Covid-19 yang telah menjalani pengurutan genom di Inggris.

"Rekombinan khusus ini, XE, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi, dan kami belum dapat memastikan apakah itu memiliki keuntungan pertumbuhan yang sebenarnya," ujar kepala penasihat medis untuk UKHSA, Profesor Susan Hopkin, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Satgas: Varian Virus Corona XE Belum Ditemukan di Indonesia

Dikutip dari NBC, Senin (4/4/2022), otoritas kesehatan mengungkapkan data yang lebih baru menunjukkan XE memiliki tingkat pertumbuhan 9,8 persen di atas BA.2.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis informasi serupa, mengurip perkiraan yang menunjukkan varian XE 10 persen lebih mudah menular daripada BA.2. Namun, temuan tersebut memerlukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut.

Selain itu, sampai saat ini juga belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian XE dapat lolos dari vaksin, atau menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih mematikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com