Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

G20, Pemuda dan Kesiapan Pendidikan Indonesia

Kompas.com - 11/03/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika berbicara isu pendidikan, anak muda mampu berbicara lebih banyak. Alasannya adalah bahwa mereka telah bergerak di isu ini.

Mereka terjun ke masyarakat akar rumput, memastikan masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.

Dapat dikatakan bahwa isu pendidikan adalah isunya anak muda karena dekat dengan realita yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Dan pendidikan merupakan inti permasalahan dari seluruh permasalahan di Indonesia.

Sehingga, tantangan ini bukan hanya menjadi pekerjaan rumah seorang Nadiem Makarim beserta jajarannya, tapi seluruh anak muda dengan keterpanggilan bersama wajib turun tangan memperbaiki pelbagai masalah Pendidikan di Tanah Air.

Isu pendidikan menjadi peluang besar bagi anak muda untuk turut andil dalam memberikan solusi.

Melihat masalah pendidikan di atas, sangat wajar apabila Indonesia menaikkan dua isu tersebut mengingat itu masalah fundamental bagi negara-negara menengah ke bawah.

Dua masalah itu yang membutuhkan solusi yang holistik dan cepat karena Indonesia juga dikejar waktu dengan semakin dekatnya momen bonus demografi.

Dan masalah ini bisa diselesaikan dengan mekanisme kemitraan dan kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, akademisi, LSM, dan pegiat komunitas.

Oleh karena itu, kemitraan dan kolaborasi menjadi salah satu isu yang diangkat karena masalah pendidikan butuh penyelesaian kolaboratif, yang sifatnya lintas sektor.

Kabar baiknya, anak muda dapat menjadi garda terdepan mengawali kolaborasi lintas sektor.
Isu pendidikan memang menjadi ladang perjuangan pemuda.

Banyak sekali komunitas anak muda yang tidak lelah berjuang meningkatkan kualitas SDM di akar rumput.

Sosok-sosok tersebut memang tidak terlihat, tetapi perjuangan mereka sedikit banyak berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kalau disebutkan sosok-sosok anak muda yang bekerja di balik layar, tak terhitung jumlahnya. Misalnya Andri Rizki Putra yang mendirikan yayasan di bidang pendidikan.

Ada juga Pemuda Peduli yang digawangi oleh Said Alwy, sebuah yayasan yang fokus untuk membantu akses pendidikan ke anak-anak.

Panji Aziz Pratama yang sejak tahun 2013 lalu telah bergerak di isu pendidikan dan mendirikan Istana Belajar Anak di Banten, yang saat ini terus melakukan gerakannya untuk mengedukasi anak-anak di daerahnya.

Masih banyak lagi figur anak muda yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Selain itu, presidensi Indonesia saat ini menjadi momen yang baik bagi anak muda untuk berkontribusi lebih masif.

Salah satu jalan yang bisa ditempuh anak muda adalah melalui KTT Y20, yang diselenggarakan oleh Indonesia Youth Diplomacy (IYD).

KTT ini bisa menjadi sarana yang sangat baik untuk mendapatkan ide dan melakukan kolaborasi bersama untuk pendidikan yang lebih baik.

Ada banyak ruang gerak anak muda di sana yang bisa menjadi katalis bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia yang lebih merata.

Indonesia Youth Diplomacy bisa mempertemukan komunitas Indonesia dengan para pegiat muda lintas negara.

Tujuannya agar anak muda Indonesia bisa bertukar ide yang kemudian bisa diimplementasikan di Indonesia.

Mengingat tema pendidikan merupakan tema yang sangat menarik dan banyak dinamikanya, keterlibatan komunitas-komunitas di Indonesia bisa menjadi satu aspek untuk menonjolkan betapa dinamis dan kreatifnya pergerakan anak muda.

Tidak hanya melalui IYD, komunitas pun juga bisa ikut andil dengan mempromosikan nilai Bhinneka Tunggal Ika. Nilai tersebut yang menjadi fondasi membangun pendidikan yang inklusif dan toleran.

Mengutip Aristoteles, mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali.

Anak muda bisa berperan banyak memperkenalkan pendidikan kearifan lokal di mana Indonesia punya banyak sekali kearifan lokal yang edukatif dan inspiratif. Komunitas bahkan bisa memasukkan isu itu di grand plan pendidikan.

Pada akhirnya, G20 menjadi tempatnya anak muda menarasikan isu pendidikan. Tempatnya anak muda untuk mempromosikan ide-ide kreatifnya dan melakukan kolaborasi dengan banyak pihak.

Terlebih, isu pendidikan merupakan isu yang sangat strategis yang bisa memengaruhi seluruh isu yang dibicarakan.

Saatnya anak muda menunjukkan tajinya di lingkup global, terpapar ide-ide gila, lalu bergerak dengan energi dan ide yang lebih baru.

Karena itu, tujuan pendidikan adalah menciptakan masa depan yang lebih baik. Masa depan akan bergerak jauh lebih dinamis dari saat ini, terlebih dengan teknologi yang terus berkembang.

Peta lapangan pekerjaan akan berubah dan pendidikan punya peran penting agar menghasilkan sumber daya manusia yang adaptif dan inovatif.

Manusia yang tidak hanya mementingkan bagaimana menghasilkan material, tetapi untuk kesejahteraan masyarakat.

Masa depan adalah masanya anak muda. Pendidikan saat ini perlu berbenah dan anak muda dapat menjadi pioneer perubahan yang diinginkan.

Pendidikan perlu dipersiapkan untuk bisa menjawab tantangan zaman. Anak muda punya merumuskan kurikulum dan kebijakan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan menjadi aktivis pendidikan yang membantu pemerintah di lapisan masyarakat akar rumput.

Apalagi, anak muda telah banyak terpapar isu pendidikan. Jadi, suara mereka memiliki bobot yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para pembuat kebijakan.

Oleh karena itu, mari kita berikan ruang yang seluas-luasnya untuk anak muda berproses lebih baik agar menjadi sosok pemuda/I yang berdaya, berkarya, dan bermakna.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com