Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Urgensi Pemerintah Borong 42 Jet Rafale? Chappy Hakim Menduga 2 Hal Ini

Kompas.com - 17/02/2022, 16:00 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal (Purn) Chappy Hakim menganalisis urgensi di balik pembelian 42 jet tempur Rafale asal Prancis oleh Indonesia.

Menurut Chappy, urgensi pembelian Rafale oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) karena seluruh pabrik pesawat tempur di dunia sedang melakukan cuci gudang.

"Seluruh pabrik pesawat terbang tempur di permukaan bumi ini memang tengah cuci gudang alias menjual obral produknya," ujar Chappy dalam diskusi virtual bertajuk "Menyongsong Pesawat Rafale" yang diinisiasi Pusat Studi Air Power Indonesia, Kamis (17/2/2022).

Baca juga: Prabowo Borong 42 Jet Tempur Rafale, Eks KSAU: Pabrik Pesawat Sedang Cuci Gudang

Chappy menyebutkan, dalam dua dekade terakhir, para perancang atau pabrik pesawat tempur canggih sudah pada titik untuk menentukan apakah akan terus mengembangkan pesawat tempur atau beralih ke wahana baru bernama drone atau pesawat tanpa awak.

Menurut Chappy, perkembangan drone juga menjadi daya pikat bagi perancang pesawat tempur canggih.

Di sisi lain, Chappy menuturkan bahwa ketegangan regional dan global tidak berada pada situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi pasar pesawat tempur.

"Dengan demikian, kesimpulan kecil ini mungkin sudah akan menjawab pertanyaan tentang urgensi dan alasan di balik pembelian 42 Rafale dari Prancis. Membeli barang bermerek di saat yang tepat yaitu ketika toko-toko memasang iklan," terang dia.

Baca juga: Pengamat Ingatkan Pemerintah Gandeng Industri Lokal di Kontrak Rafale

Akan tetapi jika dilihat dari perspektif pertimbangan kekuatan di Kawasan Pasific, Chappy menilai ada pandangan lain di balik pembelian 42 jet Rafale.

Salah satunya faktor program Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS) yang sepakat bekerja sama mengadakan kapal selam bertenaga nuklir bagi Australia.

Menurutnya, pembelian jet tempur Rafale merupakan respons Indonesia atas program AUKUS tersebut.

"Sejumlah kapal selam (bertenaga nuklir) untuk Australia dan 42 Rafale untuk Indonesia dapat saja dipersepsikan atau terlihat sebagai langkah yang senada atau seirama," katanya.

Baca juga: Langkah Maju Modernisasi Alutsista TNI, Bakal Borong 42 Jet Rafale hingga 2 Kapal Selam Prancis

Diketahui, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berencana memborong 42 jet tempur Rafale.

Enam di antaranya telah resmi diakuisisi. Sedangkan 36 jet tempur Rafale diklaim akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Adapun enam unit Rafale itu sah dibeli Indonesia melalui penandatanganan yang dilakukan Kemenhan dengan pihak Dassault Aviation di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com