Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Nilai Gerindra Tak Cukup Hanya Andalkan Medsos untuk Kerek Elektabilitas

Kompas.com - 04/02/2022, 20:38 WIB
Mutia Fauzia,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, upaya menjaring pemilih muda tak cukup dilakukan melalui media sosial. Sebab, pendekatan melalui media sosial selama ini dinilai tidak cukup ampuh untuk meningkatkan elektabilitas.

Hal itu diungkapkan Hendri menanggapi kerapnya admin akun Twitter Partai Gerindra dalam merespons mention dari warganet dengan kalimat yang berisi kelakar atau berkonotasi akrab.

"Aktivitas media sosial tidak signifikan terhadap elektabilitas, untuk peningkatan popularitas iya, tapi kalau elektabilitas nggak signifikan," kata Hendri ketika dihubungi, Jumat (4/2/2022).

Sebagai contoh, interaksi antara akun Twitter Gerindra dengan warganet bernama @pohansss yang mengeluhkan kondisi cuaca panas. Dalam cuitannya, @pohansss menanyakan kegiatan apa yang sedang dilakukan Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto, di tengah situasi panas seperti saat ini.

Baca juga: Sekjen: Gerindra Bukan Hanya Pelengkap, tapi Juga Faktor Keberhasilan Pemerintahan Jokowi-Maruf

"Kalau enggak salah, hari ini Pak Prabowo lagi panas-panasan juga kunjungan kerja di luar kota," tulis admin akun @Gerindra.

Hendri mengatakan, sebenarnya hal yang paling krusial untuk bisa menarik minat pemilih muda adalah momentum politik.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, sebenarnya Gerindra perlu fokus dalam menggarap seluruh segmen pemilih, tak hanya pemilih muda saja.

"Gerindra jangan latah ke kalangan millenial yang dalam banyak hal sangat apolitis dan alergi politik. Sebagian lainnya sudah terafilisi ke partai dan figur lain. Millenial itu cuma angka. Tak boleh terjebak di sana," ucapnya.

Untuk diketahui, jumlah pemilih berusia di bawah 20 tahun yang tercatat pada daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019 lalu sebanyak 17,5 juta.

Jumlah ini diperkirakan akan bertambah cukup signifikan pada Pemilu 2024 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com