Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jokowi Kebingungan Pilih Busana untuk Hadiri Pengukuhan Pengurus PBNU

Kompas.com - 31/01/2022, 13:37 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo tampak mengenakan setelan jas, sarung dan peci saat menghadiri pengukuhan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).

Pakaian tersebut dikenakannya sejak berangkat dari Jakarta pada Senin pagi.

Dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Jokowi  mengenakan setelan jas dan peci, serta sarung bermotif hijau merah.

Mengenai pemilihan busana yang dikenakannya hari ini, Jokowi sedikit membagi cerita.

Dia mengaku sempat kebingungan sebelum akhirnya memutuskan menggunakan sarung.

Baca juga: Jokowi: Untuk NU Tidak Mungkin Saya Beri Konsesi yang Kecil, Pasti yang Gede

Dirinya mengakui sempat bertanya kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada Minggu (30/1/2022) malam.

"Tadi malam saya bingung, saya bertanya ke Pak Mensesneg. Pak Menteri besok pakaian apa?," ujar Jokowi saat membuka pidatonya di acara pengukuhan, sebagaimana ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi menuturkan, Mensesneg Pratikno lantas memberikan informasi jika anggota NU syuriyah memakai sarung.

Sementara itu, untuk anggota NU tanfidziyah memakai celana panjang.

Adapun dalam struktur kepengurusan NU yang dimaksud dengan syuriyah adalah pimpinan tertinggi. Kemudian tanfidziyah adalah pelaksana.

"Saya sampaikan ke Pak Menteri, saya ikut Syuriyah saja, pakai sarung," tutur Jokowi yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.

Baca juga: Acara Pengukuhan PBNU Dihadiri Jokowi-Maruf dan Deretan Pejabat, Seloroh Gus Yahya: Kita Bukan Mau Muktamar...

Presiden kemudian mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus PBNU Masa Khidmat Tahun 2022-2027 yang mana berada di bawah kepemimpinan Rais Aam Kyai H Miftachul Akhyar dan ketua umum PBNU Kyai H Yahya Cholil Staquf.

"Terima kasih atas kiprah NU selama ini dalam menjaga NKRI dan dalam menjaga Pancasila. Pandangan hubbul Wathon minal iman juga NKRI harga mati, telah merangkai persatuan dan kesatuan bangsa," jelas Jokowi.

"NU telah terus-menerus mendorong moderasi beragama, bertoleransi dan kebangsaan. NU dapat menunjukkan wajah Islam, menunjukkan wajah Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia dan menunjukkan agama dan budaya yang bersanding saling memperkaya satu sama lain," lanjutnya.

Hal itu menurutnya telah membuat Indonesia menjadi bangsa bersatu dalam keberagaman dan menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lain.

Baca juga: Di Hadapan Jokowi-Maruf, Ketum PBNU Puji Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur

Jokowi menyebutkan, kekuatan NU sangat besar. Bukan hanya bisa berkontribusi untuk Indonesia tetapi juga untuk dunia.

"Dengan jumlah warga NU yang sangat besar, sekitar separuh lebih dari warga muslim Indonesia serta dengan jaringan organisasi yang sangat lengkap yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan luar negeri, NU merupakan potensi bangsa yang sangat besar. Talenta-talenta muda hebat di NU juga semakin banyak jumlahnya yang tersebar dalam beragam profesi," tutur Jokowi.

"Kontribusi NU yang paling utama adalah melalui peran besar para ulama besar yang menjadi sumber tuntunan umat. Tapi semakin banyaknya warga nahdliyin yang cendikiawan, kaum profesional, wirausaha, dan para ahli teknologi akan membuat NU semakin memberikan warna dalam dunia baru yang semakin berubah," katanya.

Baca juga: Bangun Kantor PBNU, Gus Yahya Minta Izin Tempati Ibu Kota Negara Baru

Selain itu, NU memiliki jaringan organisasi yang sangat luas dan memiliki pengurus dan badan otonom banom di seluruh provinsi, kabupaten dan kota bahkan di kecamatan dan kelurahan serta desa.

Di luar negeri pun diaspora NU berkembang sangat pesat.

"Ini yang saya lihat dengan cabang istimewa telah tersebar di lebih dari 100 negara di dunia. Jika jaringan ini digerakkan dikonsolidasikan untuk mengulirkan agenda agenda strategis nasional, ini akan menjadi kekuatan besar yang sangat potensial. untuk mempercepat menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan kemanusiaan," kata Jokowi.

"Semua potensi itu perlu dijahit, perlu dirajut dalam rumah besar NU. Sehingga NU bisa makin berperan dalam kemandirian dan kemajuan bangsa. Semakin berperan dalam dunia yang penuh perubahan dan disrupsi, dalam dunia yang semakin diwarnai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com