JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) meyakini, saat ini kasus Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta tak hanya terjadi di 90 sekolah.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim pun meminta agar pemerintah tak lagi menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh 100 persen.
Satriawan mengatakan, di tengan lonjakan kasus harian Covid-19 saat ini, penerapan PTM baiknya di tekan menjadi 50 persen.
"Di tengah Omicron yang memuncak seperti ini kami meminta kepala daerah, Gubernur DKI misalnya, untuk mengembalikan skema PTM terbatas 50 persen. Jadi jangan masuk 100 persen," jelas Satriawan kepada Kompas.com, Jumat (28/1/2022).
Baca juga: Pemerintah Diminta agar Serius Hentikan PTM 100 Persen
Adapun saat ini, diketahui ada 90 sekolah di DKI Jakarta yang ditutup akibat ditemukan kasus Covid-19.
Satriawan meyakini jumlah sekolah yang telah terpapar jauh lebih banyak ketimbang yang telah ditutup oleh Pemprov DKI lantaran banyak orang tua yang belum melaporkan anaknya terdeteksi positif Covid-19.
"Kami yakin di Jakarta lebih dari 90 sekolah sebenarnya yang terpapar Covid-19. Artinya kasus yang menerpa sekolah lebih dari 90 sekolah. Karena apa? Ada orang tua yang belum melaporkan ke sekolah kalau anaknya positif. Di daerah-daerah pun justru lebih permisif lagi ya," kata dia.
Baca juga: Sarankan PTM 100 Persen di Jakarta Dihentikan, Epidemiolog: Lindungi Anak-anak Sebelum Terlambat
Satriawan mengatakan, seharusnya negara bertanggung jawab dan bisa menjamin kondisi kesehatan anak-anak saat mereka bersekolah.
Salah satunya dengan menggencarkan testing melalui uji usap (swab test) PCR di sekolah-sekolah.