Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Siapa Capres Pilihan Jokowi?

Kompas.com - 12/01/2022, 11:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SESUAI konstitusi, Jokowi sudah tidak bisa lagi ikut kontestasi. Namun, Jokowi dianggap menjadi tokoh kunci terkait siapa yang akan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti.

Pilpres masih sekitar dua tahun lagi. Namun semua partai politik sudah sibuk menyiapkan diri.

Tak hanya soal menakar dan menyusun peta koalisi, namun juga memilah dan memilih siapa saja yang layak diusung untuk menggantikan Jokowi sebagai presiden RI.

PDI Perjuangan sebagai partai yang mengusung Jokowi menyatakan, capres yang akan mereka usung harus sejalan dan senapas dengan Jokowi, khususnya terkait arah kebijakan pembangunan.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bahkan akan mendengarkan dan menimbang masukan Jokowi terkait pasangan capres-cawapres yang akan mereka sodorkan.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto secara gamblang menyatakan, capres-cawapres yang akan diusung partainya harus memiliki napas pembangunan yang sama dengan Jokowi.

Untuk itu Jokowi akan memberi masukan kepada Megawati terkait capres-cawapres yang akan dipilih partai pemenang Pemilu 2019 ini.

Menarik simpati

Pernyataan yang disampaikan di peringatan HUT Ke-49 PDI Perjuangan ini agak mengejutkan.

Pasalnya, selama ini PDI Perjuangan selalu enggan berbicara perihal Pilpres dan pencapresan.

Selain karena masih lama, Megawati sebagai orang nomor satu di partai ini juga belum menentukan siapa yang akan diusung dan dicalonkan.

Ada dugaan, sikap PDI Perjuangan ini merupakan salah satu strategi guna mengail simpati dan dukungan. Tak hanya dari Jokowi, namun juga dari para relawan.

Karena, meski secara resmi belum diputuskan PDI Perjuangan dikabarkan akan mengusung Puan.

Sayangnya, elektabilitas Puan masih jauh dari harapan. Sementara, tak hanya relawan, sejumlah kader PDI Perjuangan justru mendukung Ganjar Pranowo, bukan Puan.

Jokowi secara resmi memang belum menentukan dan mengarahkan, akan kemana dukungan relawannya dialamatkan.

Dia meminta barisan relawan yang selama ini mendukungnya untuk bersabar menunggu arahan. Hal itu dilakukan karena Jokowi tahu, jaringan relawannya diperebutkan.

Meski demikian, sejumlah kelompok relawan sudah mulai terbuka memberikan dukungan.

Jokowi Mania (Joman), misalnya. Secara terbuka salah satu kelompok relawan Jokowi ini mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 nanti.

Mereka bahkan sudah mengubah nama dari Joman menjadi GP Mania, kepanjangan dari Ganjar Pranowo Mania.

King maker

Meski sudah tidak bisa maju lagi karena terganjal konstitusi, Jokowi dianggap memiliki peran penting dalam Pilpres nanti.

Posisinya sebagai presiden dua periode dan barisan jaringan relawannya yang masih setia dan militan diprediksi akan membuat suara dan pilihan Jokowi ikut menentukan.

Suara dan arah dukungan Jokowi terkait pasangan capres-cawapres memang dinanti.

Tak hanya oleh relawan namun juga partai politik yang sudah ancang-ancang menyusun koalisi dan melirik sosok yang akan diusung dalam Pilpres 2024 nanti.

Pilihan Jokowi dianggap akan memengaruhi elektabilitas dan dukungan masyarakat bagi kandidat.

Jokowi tak hanya dibutuhkan, namun juga sangat berkepentingan dengan siapa yang akan menggantikan dia lima tahun ke depan setelah dia mengakhiri masa jabatan.

Pasalnya, selama dua periode menjabat Jokowi sudah membuat sejumlah kebijakan serta membuat arah pembangunan bangsa ke depan.

Sejumlah kebijakan dan program yang sudah ia tetapkan membutuhkan kesinambungan.

Tak hanya dari sisi ekonomi dan sosial, namun juga pembangunan infrastruktur yang masih berjalan.

Sejak awal menjabat, Presiden Jokowi sangat ‘concern’ dengan ekonomi dan pembangunan infrastruktur.

Ia tak hanya menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur yang sebelumnya mangkrak dan tak berjalan, namun juga membuat sejumlah proyek baru seperti kereta cepat, jalan tol dan bendungan.

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru sebagai proyek berskala besar juga diyakini tak akan selesai di era Jokowi.

Nasib proyek yang berlokasi di Kalimantan Timur yang rencanannya akan dimulai tahun 2022 ini ada di tangan presiden setelah Jokowi.

Untuk itu, Jokowi sangat berkepentingan terhadap sosok yang akan menggantikan dia nanti.

Jokowi tentu tak ingin arah pembangunan serta sejumlah proyek strategis nasional yang sudah ia canangkan tak berjalan sesuai harapan.

Saat ini ada sejumlah nama yang digadang-gadang berpeluang untuk ikut kontestasi di Pilpres 2024 nanti.

Mulai dari sejumlah kepala daerah, elite politik hingga jajaran menteri di kabinet Jokowi.

Lalu, siapa kira-kira capres pilihan Jokowi? Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (12/1/2022), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com