Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yahya Staquf: Calon Presiden dan Wakil Presiden Jangan dari Pengurus PBNU

Kompas.com - 26/12/2021, 13:30 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Sumber Kompas.id

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mempersilakan kader NU mengikuti kontestasi politik, termasuk pemilihan presiden (pilpres).

Namun demikian, ia tidak ingin kader yang ikut kontestasi politik itu duduk di jajaran pengurus PBNU.

”Hal yang penting, calon presiden-calon wakil presiden, siapa pun, tidak berasal dari PBNU," kata Yahya usai penutupan Muktamar ke-34 NU di Lampung, sebagaimana diberitakan Kompas.id, Minggu (26/12/2021).

Baca juga: Gerindra Harap PBNU Di Bawah Yahya Staquf Akan Perkuat Toleransi

Yahya lantas menyebutkan sederet nama menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala daerah yang memiliki kedekatan dengan NU.

"(Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto itu konon NU karena keturunan Ki Ageng Gribig. (Menteri BUMN) Erick Thohir malah sudah masuk Banser, berarti NU juga. (Gubernur Jawa Tengah) Ganjar Pranowo itu paling tidak mertuanya NU, Rais Syuriah NU pada zamannya," ujar Yahya.

"Silakan orang-orang ini, kader, jadi presiden dan wapres. Hal yang penting, sekali lagi, tidak dari pengurus PBNU,” kata dia.

Yahya menyebutkan, selama lima tahun ke depan visinya adalah "menghidupkan Gus Dur".

Artinya, sebagai sebuah organisasi, NU dikehendaki bisa benar-benar berfungsi dan dirasakan kehadirannya, sebagaimana dulu masyarakat menikmati fungsi dan merasakan kehadiran Gus Dur.

Baca juga: Yahya Staquf Ingin Hidupkan Gus Dur, Ini Maksudnya...

Menurut Yahya, dengan visi besarnya, Gus Dur masih relevan sekarang dan masih akan sangat relevan hingga masa depan.

"Tidak mungkin menemukan pengganti personal dari keberadaan Gus Dur, mustahil. Tetapi apa yang dibawakan Gus Dur, visinya, idealismenya, dan kinerjanya, saya bisa yakinkan bahwa itu semua harus dan bisa diproyeksikan menjadi satu konstruksi organisasi," kata dia.

Adapun Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 melalui Muktamar ke-34 NU, Jumat (24/12/2021).

Yahya terpilih setelah meraih 337 suara, mengungguli petahana Said Aqil Siradj yang memperoleh 210 suara

Sementara itu, satu suara dinyatakan batal dan total suara masuk mencapai 548 suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com