Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Investigasi Secepat-cepatnya Omicron, Sudah Masuk dari Bulan November, Lho..."

Kompas.com - 20/12/2021, 11:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko menyebut, ada dua pekerjaan pemerintah yang harus dilakukan dengan serius guna mencegah lonjakan kasus Covid-19 setelah periode libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Hal ini berkaitan dengan sudah masuknya virus SARS-CoV-2 varian Omicron ke Indonesia.

“Satu, strateginya adalah vaksinasi dipercepat. Terutama untuk kalangan berisiko tinggi yang cakupan imunisasinya belum 50 persen. Dan itu banyak,” ujar Miko ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (20/12/2021).

“Pemerintah kita tidak terlalu serius menghadapi Omicron. Ini ancaman buat kabupaten dan kota yang imunisasinya rendah, apalagi kepada lansia,” lanjutnya.

Baca juga: Epidemiolog Duga Omicron Tak Hanya Ada di Jakarta: Bali Pasti Sudah Bocor

Kedua, mempercepat tes whole genome sequencing (WGS) yang diperlukan untuk menemukan varian Omicron.

Investigasi sejauh mana Omicron telah menyebar di Indonesia masih lambat, lantaran sedikitnya jumlah laboratorium pemeriksa WGS yang sejauh ini masih berpusat di Jawa dan sebagian di Sulawesi Selatan.

“Investigasi secepat-cepatnya Omicron, sudah masuk dari bulan November, lho. Dilihat penyebarannya. Ini kan tidak ada laporan, jadi kayaknya dibiarkan menyebar, seolah-olah tidak diinvestigasi,” kata Miko.

“Kalau sudah diketahui penyebarannya, baru dilakukan penyekatan (saat periode libur Natal-Tahun Baru) pada daerah yang ada Omicron, bisa tingkat kecamatan, kelurahan, kabupaten, bisa kota, bisa provinsi. Jadi kalau dilakukan penyekatan itu harusnya diidentifikasi daerah-daerah yang ada Omicron dan tidak,” tuturnya.

Baca juga: Wagub DKI: Jangan Keluar Rumah kalau Tidak Perlu Saat Nataru, Ada Omicron!

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengumumkan dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 akibat terinfeksi konfirmasi varian Omicron pada Sabtu (18/12/2021).

Dengan demikian, Kemenkes memastikan saat ini ada tiga kasus konfirmasi varian Omicron di Tanah Air.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dua kasus baru itu didapatkan dari hasil pemeriksaan sampel lima kasus probable Omicron yang baru kembali dari luar negeri.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengakui bahwa Indonesia kekurangan laboratorium pemeriksa WGS.

"Kita hanya punya 12 lab karena mahal dan susah. Kita pastikan bahwa WGS dari 12 lab ini dipercepat yang tadinya 2 minggu sekarang ditekan ke 5 hari bahkan kalau bisa 3 hari," kata Budi melalui kanal YouTube Alumni Institut Teknologi Bandung, dikutip Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Anggota DPR: Jangan Hanya Ribut soal Masuknya Omicron, tapi Masyarakat Tak Diberitahu Langkah Mitigasinya

Oleh karenanya, kata dia, pemerintah kembali membeli 11 mesin untuk laboratorium WGS dan didistribusikan ke sejumlah provinsi.

"Saya akan kasih 2 di Sumatera, termasuk Sumut, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua dan Maluku. Saya juga kasih ke perguruan tinggi karena tidak bisa sembarang orang bisa mengoperasikannya," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi meminta seluruh laboratorium menerapkan strategi testing menggunakan metode S gene target failure (SGTF) sebagai indikasi awal untuk mendeteksi varian Omicron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com