JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko menyebut, ada dua pekerjaan pemerintah yang harus dilakukan dengan serius guna mencegah lonjakan kasus Covid-19 setelah periode libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Hal ini berkaitan dengan sudah masuknya virus SARS-CoV-2 varian Omicron ke Indonesia.
“Satu, strateginya adalah vaksinasi dipercepat. Terutama untuk kalangan berisiko tinggi yang cakupan imunisasinya belum 50 persen. Dan itu banyak,” ujar Miko ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (20/12/2021).
“Pemerintah kita tidak terlalu serius menghadapi Omicron. Ini ancaman buat kabupaten dan kota yang imunisasinya rendah, apalagi kepada lansia,” lanjutnya.
Baca juga: Epidemiolog Duga Omicron Tak Hanya Ada di Jakarta: Bali Pasti Sudah Bocor
Kedua, mempercepat tes whole genome sequencing (WGS) yang diperlukan untuk menemukan varian Omicron.
Investigasi sejauh mana Omicron telah menyebar di Indonesia masih lambat, lantaran sedikitnya jumlah laboratorium pemeriksa WGS yang sejauh ini masih berpusat di Jawa dan sebagian di Sulawesi Selatan.
“Investigasi secepat-cepatnya Omicron, sudah masuk dari bulan November, lho. Dilihat penyebarannya. Ini kan tidak ada laporan, jadi kayaknya dibiarkan menyebar, seolah-olah tidak diinvestigasi,” kata Miko.
“Kalau sudah diketahui penyebarannya, baru dilakukan penyekatan (saat periode libur Natal-Tahun Baru) pada daerah yang ada Omicron, bisa tingkat kecamatan, kelurahan, kabupaten, bisa kota, bisa provinsi. Jadi kalau dilakukan penyekatan itu harusnya diidentifikasi daerah-daerah yang ada Omicron dan tidak,” tuturnya.
Baca juga: Wagub DKI: Jangan Keluar Rumah kalau Tidak Perlu Saat Nataru, Ada Omicron!
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengumumkan dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 akibat terinfeksi konfirmasi varian Omicron pada Sabtu (18/12/2021).
Dengan demikian, Kemenkes memastikan saat ini ada tiga kasus konfirmasi varian Omicron di Tanah Air.
Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dua kasus baru itu didapatkan dari hasil pemeriksaan sampel lima kasus probable Omicron yang baru kembali dari luar negeri.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengakui bahwa Indonesia kekurangan laboratorium pemeriksa WGS.
"Kita hanya punya 12 lab karena mahal dan susah. Kita pastikan bahwa WGS dari 12 lab ini dipercepat yang tadinya 2 minggu sekarang ditekan ke 5 hari bahkan kalau bisa 3 hari," kata Budi melalui kanal YouTube Alumni Institut Teknologi Bandung, dikutip Jumat (3/12/2021).
Oleh karenanya, kata dia, pemerintah kembali membeli 11 mesin untuk laboratorium WGS dan didistribusikan ke sejumlah provinsi.
"Saya akan kasih 2 di Sumatera, termasuk Sumut, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua dan Maluku. Saya juga kasih ke perguruan tinggi karena tidak bisa sembarang orang bisa mengoperasikannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi meminta seluruh laboratorium menerapkan strategi testing menggunakan metode S gene target failure (SGTF) sebagai indikasi awal untuk mendeteksi varian Omicron.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.