Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat Sarana Komunikasi dan Informatika, Menkominfo Berupaya Bangun Imunitas Masyarakat

Kompas.com - 08/12/2021, 20:11 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan sarana komunikasi dan informatika untuk memberikan sosialisasi terkait penanganan Covid-19 ke masyarakat.

Salah satu sosialisasi itu, kata dia, dengan melakukan komunikasi ke berbagai pihak guna membangun imunitas masyarakat melalui vaksinasi.

“Pada saat awal pandemi Covid-19 itu kan vaksin belum ada. Apa yang harus kami lakukan? Nah, kami butuh saling komunikasi agar penanganan pandemi maupun program vaksinasi berjalan baik,” ucap Johnny imbuhnya seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Begitu pula untuk pencegahan penularan, pemerintah terus menggencarkan penerapan protokol kesehatan (prokes) melalui 6M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Baca juga: Periode Natal dan Tahun Baru 2022, Polres Tangsel Gelar Razia Prokes Covid-10

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam diskusi virtual bertajuk “Adaptasi Kebiasaan Baru dan Pemulihan Kesehatan” yang disiarkan YouTube Tempodotco, Rabu.

Dalam kesempatan itu, Johnny mengatakan, perkembangan seputar virus SARS-CoV-2 cenderung tidak konsisten dan dapat berubah-ubah setiap waktu.

Menurutnya, inkonsistensi dari perkembangan virus tersebut membuat pemerintah menjadi tidak konsisten dalam menangani pandemi Covid-19.

“Penyakit atau virusnya sendiri tidak konsisten, berubah-ubah terus. Akibatnya kebijakan kami menjadi tidak konsisten dalam menangani itu karena harus mengikuti perkembangan Covid-19,” ucap politisi Nasdem itu.

Baca juga: PPKM Level 3 Serentak Batal, Kebijakan Karantina Pemudik ke Banyumas Ditiadakan

Kendati demikian, lanjut dia, pemerintah tetap mengikuti perkembangan dari virus SARS-CoV-2, meski tidak mudah bagi masyarakat menerima setiap perubahan tersebut.

Dari perkembangan itu, sebut Johnny, pemerintah telah membuat beberapa kebijakan. Salah satunya menutup atau membuka akses perbatasan negara.

“Saat itu, kebijakan terkait pembatasan mendapat kritik dari sejumlah pihak. Begitu kami buka border, epidemiolog mengatakan bahwa keputusan itu tidak benar, harus lockdown dan ditutup,” imbuhnya.

Meski terdapat pro kontra, Johnny mengaku bersyukur Indonesia masih memiliki presiden yang tegas, rendah diri, serta mampu berkomunikasi.

Tak hanya berkomunikasi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) juga diklaim dapat berdiskusi mencari masukan terkait penanganan pandemi dengan pemimpin negara lain.

 

Tulisan ini telah tayang sebelumnya dengan judul "Menkominfo: Perkembangan Virus Corona Tidak Konsisten, Kita Harus Ikuti Perkembangannya".

Penulis: Rahel Narda Chaterine | Editor: Icha Rastika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com