Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Yaqut Dicecar soal Pernyataan "Kemenag Hadiah untuk NU" oleh Anggota DPR

Kompas.com - 30/11/2021, 15:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anggota Komisi VIII DPR kembali menyampaikan kritik terhadap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait pernyataannya yang menyebut Kementerian Agama hadiah bagi Nahdlatul Ulama (NU).

Sejumlah anggota DPR meminta Yaqut menyampaikan langsung klarifikasinya soal pernyataan tersebut di hadapan para peserta rapat kerja Komisi VIII, Selasa (30/11/2021).

Kritik pertama datang dari anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar, John Kenedy Azis yang meminta Menag menyampaikan klarifikasi.

Baca juga: Menag Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Wasekjen PKS: Harusnya Pak Yaqut Lebih Bijak

John mengatakan, rapat Komisi VIII kali ini merupakan momentum yang tepat untuk menyampaikan secara langsung kritik terhadap Menag.

"Karena memang banyak aspirasi-aspirasi atau pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada kami, atas statement-statement yang disampaikan oleh Pak Menteri. Kalau kami tidak sampaikan kepada Pak Menteri dalam kesempatan yang berbahagia ini, nanti mata saya bintitan, Pak Menteri. Sebab, ini pesan yang harus saya sampaikan," kata John dalam rapat Komisi VIII dengan Menag, Selasa.

Menurut John, pernyataan Menag saat acara internal NU itu telah menyakiti hati umat Islam.

Ia pun menyayangkan apa yang telah diucapkan Yaqut terkait Kemenag merupakan hadiah untuk NU tersebut. 

Pernyataan itu masih melekat dalam ingatan publik saat Yaqut memberikan sambutannya dalam webinar bertajuk Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU, Rabu (20/10/2021).

"Disampaikan oleh Pak Menteri pada waktu itu, kehadiran Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama, secara spesifik, bukan umat Islam secara keseluruhan. Banyak yang tergores, Pak Menteri, akibat daripada pernyataan Pak Menteri ini," ujar dia.

Baca juga: Hujan Kritik Setelah Menag Yaqut Sebut Kemenag Hadiah untuk NU

John juga menilai, pernyataan Yaqut tersebut tendensius. Artinya, kata dia, bisa memantik polemik antar-umat Islam di se-Indonesia.

Oleh karena itu, John meminta Yaqut langsung memberikan klarifikasi terkait pernyataan Kemenag hadiah untuk NU tersebut dalam rapat di Komisi VIII.

"Notabenenya 53 orang anggota DPR di Komisi VIII, yang merupakan representatif daripada masyarakat Indonesia, saya pikir ada suatu kesempatan yang paling baik, artinya Pak Menteri mengklarifikasi atas ucapan pak menteri tersebut," kata dia.

Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Muhammad Rizal juga mengungkapkan kritik yang sama kepada Yaqut.

Menurut Rizal, atas pernyataan Yaqut itu, wajar apabila NU saat ini banyak memanfaatkan peluang di Kementerian Agama.

"Karena hadiahnya kan untuk NU. Ya, ini aspirasi, Pak Menteri. Jadi, saya sampaikan, nah pernyataan ini menurut saya, agak kontroversi," kritik Rizal.

Baca juga: Menag Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Wasekjen PKS: Harusnya Pak Yaqut Lebih Bijak

Ia menilai, pernyataan Yaqut kontroversial karena menyebut Menteri Agama pertama justru berasal dari Muhammadiyah, yaitu M Rasjidi.

Oleh karena itu, menurut dia, apa yang disampaikan oleh Yaqut tidak pas. 

"Saya mencoba untuk mencari data sejarah, ternyata misalnya, Menteri Agama pertama itu, adalah dari Muhammadiyah yaitu Dr HM Rasjidi, dia tokoh Muhammadiyah. Jadi kalau misalnya Pak Menteri mengatakan misalnya, Menteri Agama sebelum Gus Menteri (Yaqut) itu juga bukan dari NU, dari kalangan TNI beliau (Fachrul Razi)," ucap Rizal.

Menurut Rizal, kriti ini untuk mengingatkan kepada Yaqut karena sosoknya yang merupakan pejabat publik.

Yaqut diminta untuk berhati-hati dalam menjaga setiap pernyataannya kepada publik agar tak menimbulkan perpecahan di antara umat.

Baca juga: Menag Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, MUI: Kontraproduktif dengan Fakta Historis

Sementara itu, saat diberikan kesempatan menjawab, Yaqut mengakui kesalahannya dan menerima segala masukan terkait pernyataan kontroversi itu.

Ia mengaku bakal berhati-hati menjaga perkataan atau pernyataannya kepada publik, meskipun hal itu disampaikan sekalipun dalam forum internal dan terbatas.

"Karena kita tahu sekarang, kamera itu bisa seenak-enaknya dan bisa beredar, semudah-mudahnya. Dinding bisa bicara, kadang-kadang bisa jadi mulut, kadang-kadang bisa jadi telinga. Tapi ya, ndak papa, ini sebagai catatan bagi kita, bahwa forum internal pun harus hati-hati," tutur Yaqut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com