KOMPAS.com – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) mengatakan, penggunaan teknologi dalam pembangunan desa sudah tidak dapat dihindari.
Hal tersebut ditandai dengan hadirnya jaringan internet melalui berbagai provider telekomunikasi yang sudah menjangkau hampir seluruh desa di Indonesia.
Ia meminta desa berinovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi (IT) yang ada.
“Fakta ini harus dimanfaatkan untuk mencari berbagai terobosan dalam mempercepat pembangunan desa,” katanya, saat menerima kunjungan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura di Kompleks Kantor Kementerian Desa PDTT, Kalibata, Jakarta, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Hanya Digunakan di 4 Sirkuit Dunia, Ini Teknologi Aspal Sirkuit Mandalika
Gus Halim juga memberikan contoh pemanfaatan teknologi, yaitu penggunaan media sosial (medsos) untuk mempromosikan desa wisata.
“Atau menggunakan aplikasi tertentu untuk bisa mengakses laporan dana desa,” lanjutnya.
Untuk itu, ia menilai pengembangan smart village atau desa cerdas menjadi penting guna mempercepat pembangunan desa menuju desa mandiri.
“Dengan penerapan teknologi ini diharapkan desa bisa melakukan berbagai capaian terobosan sehingga memenuhi kualifikasi untuk masuk kategori desa mandiri,” ujarnya.
Gus Halim menyebutkan, terdapat beberapa manfaat yang akan didapatkan jika desa mampu memanfaatkan teknologi dalam program smart village.
Baca juga: Dua Desa Ini Jadi Percontohan Pengembangan Smart Village Nusantara
Pertama, masyarakat akan memeroleh pendampingan dalam mengidentifikasi solusi inovatif untuk mengembangkan layanan publik dan ekonomi lokal.
Kedua, membuka peluang bagi masyarakat desa untuk berkolaborasi langsung dengan berbagai pihak.
Ketiga, memungkinkan terciptanya kesetaraan akses antara masyarakat di wilayah kota dan desa.
Keempat, terdapat banyak kegiatan dalam program smart village, di antaranya pelatihan kader-kader digital di level desa, pembangunan jaringan desa cerdas Indonesia, dan pengembangan ruang komunitas digital.
“Diharapkan dengan desa cerdas ini maka akan muncul smart mobility, smart environment, smart economy, maupun smart living,” ujar Gus Halim.
Baca juga: Dana Desa Diprioritaskan untuk BUMDes, Gus Halim: Penggunaan Harus Akuntabel
Kendati demikian, Menteri Desa PDTT menegaskan bahwa pengembangan smart village haus sejalan dengan kearifan lokal yang ada di setiap desa.
Gus Halim tak ingin hadirnya teknologi di tengah masyarakat justru mematikan budaya dan tradisi yang ada.
“Jangan sampai meleset. Harus ada penanganan khusus. Sekarang piloting desa (desa percontohan) kaitannya dengan kearifan lokal,” katanya.
Sebagai informasi, pada 2022, Kementerian Desa PDTT akan melaksanakan pilot project smart village di tiga Kabupaten Sulteng, yaitu Parigi Moutong, Sigi, dan Banggai.
Baca juga: Gus Halim: Penanganan Stunting Jadi Salah Satu Tujuan Pokok SDGs Desa
Setiap kabupaten memiliki kurang lebih 20 desa yang akan dijadikan tempat pelaksanaan pilot project smart village.
“Pilot project-nya bertahap. Tahun depan tiga kabupaten dulu, tahun berikutnya di kabupaten lain,” tutur Gus Halim.
Sementara itu, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pengembangan smart village di Sulteng antara Kementerian Desa PDTT dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng akan dilaksanakan pada 6 Desember 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.